FREKUENSINEWS.COM,BATURAJA - Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur nasional dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif industri konstruksi terhadap ekosistem, salah satunya melalui penggunaan material bangunan berkelanjutan seperti Non-Ordinary Portland Cement (Non-OPC).
Direktur Program Bumi Hijau Mortar Utama, Anton Ginting, menyoroti bahwa sektor konstruksi sering kali menjadi penyumbang besar kerusakan lingkungan, mulai dari eksploitasi material hingga operasional bangunan yang menghasilkan emisi karbon tinggi.
Baca Juga: Siswa SMA di Jakarta Selatan Diduga Jadi Korban Perundungan, Begini Kronologisnya!
"Potensi kerusakan ini dapat ditekan jika pelaku konstruksi mematuhi prinsip arsitektur hijau," ujar Anton.
Semen Hijau: Solusi Perubahan Iklim
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Socia Prihawantoro, menyebut semen hijau sebagai solusi strategis untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Baca Juga: Dukung Program 100 Hari Kerja Presiden RI, Ini yang Dilakukan Polres Lahat
"Semen hijau mengurangi emisi CO2, menjadi langkah nyata melindungi bumi dari kerusakan lebih lanjut," jelasnya.
Socia menambahkan bahwa dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu bumi dan permukaan laut mungkin belum terasa langsung oleh masyarakat, tetapi efeknya akan menjadi ancaman serius di masa depan.
Peran Semen Baturaja dalam Pembangunan Berkelanjutan
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Perlintasan Kereta Api Kota Prabumulih, Satu Tewas
Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), Suherman Yahya, mengungkapkan bahwa perseroan mendukung penuh pengembangan semen ramah lingkungan meski menghadapi tantangan oversupply di pasar semen.
"Program infrastruktur pemerintah, termasuk pembangunan 3 juta rumah, akan menjadi pendorong permintaan semen pada 2025," ujarnya.
SMBR saat ini memproduksi Portland Composite Cement (PCC), yang mengurangi emisi karbon hingga 38% dibandingkan semen konvensional.