Frekuensi News - Sejumlah negara di kawasan Asia Tengah saat ini tengah mengalami ketegangan diplomatik antarnegara.
Bahkan, beberapa diantaranya siap untuk angkat senjata untuk memulai peperangan.
Salah satu peristiwa yang saat ini tengah menjadi sorotan adalah ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Hubungan kedua negara ini memang kerap mengalami pasang-surut selama beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Inmendagri Tetap Berlaku, Pemerintah Pastikan Tak Ada Perubahan Aturan Jelang Nataru 2022
Baru-baru ini, Kepala Badan Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov telah merinci sejauh mana rencana dan kemampuan Vladimir Putin untuk meluncurkan invasi dari Moskow.
Brigadir Jenderal mengatakan kepada bahwa presiden Rusia memiliki lebih dari 92.000 tentara berkumpul di berbagai titik di perbatasan dengan Ukraina dengan potensi serangan di awal tahun baru.
Dia menambahkan bahwa itu mungkin akan melibatkan "serangan udara, artileri dan serangan lapis baja" serta serangan udara.
Dikutip oleh frekuensinews.com dari Pikiran Rakyat pada artikel yang berjudul Rusia-Ukraina Memanas, Rencana Serangan Vladimir Putin yang Mengerikan Bisa Menyerang dalam Waktu Dekat, pasukan intelijen Ukraina telah memetakan serangan yang mereka harapkan dari Rusia yang mereka perkirakan sebagai ancaman di setidaknya sepuluh front.
Baca Juga: Aplikasi HP Buat Bikin CV Tanpa Ribet
Mereka menambahkan perkiraan 1.200 tank, 1.600 artileri, 330 pesawat, 75 kapal perang dan enam kapal selam yang dikaitkan dengan pasukan Rusia di dekat perbatasan.
Menyangkal laporan agresi Ukraina, Rusia menyebut evaluasi itu "histeria", meskipun pejabat militer di Kyiv mengklaim bahwa 40 "kelompok taktis batalion", atau BTG, ditempatkan di perbatasan.
BGT adalah unit dan senjata Angkatan Darat Rusia yang secara khusus dilatih untuk berbagai misi.
Brigadir Jenderal Budanov memperingatkan konsekuensi bencana yang dapat ditimbulkan oleh kekerasan baru di Ukraina.
Baca Juga: Sejumlah Negara Masih Terapkan PJJ, UNICEF Ungkap Dampak Jangka Panjang untuk Anak-anak
Artikel Terkait
China Ajukan Protes ke Indonesia Soal Laut Natuna Utara
Junta Militer Myanmar Putuskan Vonis Aung San Suu Kyi 2 Tahun Penjara, AS: Penghinaan Demokrasi
Kian Memanas, Australia Putuskan Bergabung dengan AS Boikot Olimpiade Beijing 2022
Aplikasi HP Buat Bikin CV Tanpa Ribet
Inmendagri Tetap Berlaku, Pemerintah Pastikan Tak Ada Perubahan Aturan Jelang Nataru 2022