Tragedi Iran Air 655: Kesalahan Nyata yang Ditutup oleh Politik Global

photo author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 12:54 WIB
Tragedi Iran Air 655: Kesalahan Nyata yang Ditutup oleh Politik Global (Frekuensinews )
Tragedi Iran Air 655: Kesalahan Nyata yang Ditutup oleh Politik Global (Frekuensinews )

FREKUENSINEWS - Lebih dari tiga dekade telah berlalu sejak tragedi jatuhnya Iran Air 655, namun luka sejarah itu belum sepenuhnya sembuh.

Publik internasional, termasuk banyak warga Amerika sendiri, masih mempertanyakan tanggung jawab dan kejujuran pemerintah Amerika Serikat dalam insiden mematikan itu.

Iran Air 655, pesawat penumpang komersial jenis Airbus A300, ditembak jatuh oleh kapal perang USS Vincennes milik Angkatan Laut AS pada 3 Juli 1988 di atas perairan Teluk Persia. Seluruh 290 orang di dalamnya tewas, termasuk 66 anak-anak.

Baca Juga: Krisis Iran-Israel Memanas, Khamenei Siapkan Tiga Kandidat Pengganti Jika Terbunuh

Meski pemerintah AS mengklaim bahwa kapal tempur mereka keliru mengira pesawat itu sebagai jet tempur Iran F-14, pernyataan tersebut langsung menuai kritik dari para pengamat penerbangan dan militer.

“Publik tidak bodoh,” tulis seorang kolumnis Iran baru-baru ini. “Gedung Putih boleh memutarbalikkan fakta, tetapi tidak bisa mengaburkan kesalahan militer AS yang sangat kasat mata.”

Fakta teknis menunjukkan bahwa Airbus A300 yang digunakan oleh Iran Air memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada pesawat tempur F-14. Dengan tubuh raksasa, suara mesin yang khas, dan jalur penerbangan komersial yang teratur, seharusnya tidak ada kebingungan mengenai identitas pesawat tersebut—apalagi oleh kapal perang canggih dengan sistem radar mutakhir seperti USS Vincennes.

Kesalahan fatal ini, yang oleh sebagian kalangan disebut sebagai tindakan agresi terang-terangan, berakhir secara resmi di Mahkamah Internasional pada tahun 1992. Pengadilan memutuskan bahwa Amerika Serikat harus membayar kompensasi sebesar US$ 61,8 juta kepada keluarga korban.

Namun ironisnya, sebagai bagian dari kesepakatan penyelesaian tersebut, AS tidak dinyatakan bersalah secara hukum. Sejarah resmi harus mencatat AS sebagai pihak “tidak bersalah”—sebuah keputusan yang hingga kini masih memicu kemarahan di banyak kalangan.

Bagi banyak warga Iran dan komunitas internasional yang mengikuti kasus ini, keputusan itu dianggap sebagai bentuk ketidakadilan. “Uang tidak akan pernah bisa menggantikan nyawa, apalagi ketika keadilan dikompromikan atas nama politik global,” ujar salah satu kerabat korban.

Tragedi Iran Air 655 kini kembali menjadi bahan perbincangan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran, Israel, dan AS. Banyak pihak mengingatkan bahwa sejarah bisa terulang jika kekuasaan militer kembali dijalankan tanpa pertanggungjawaban.

Sebagaimana dikatakan oleh sejarawan Timur Tengah, “Iran Air 655 bukan hanya tragedi penerbangan. Itu adalah simbol bagaimana nyawa manusia bisa dikorbankan di altar politik internasional.”***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ersangkut Frekuensinews

Tags

Rekomendasi

Terkini

4.900 Peserta Bakal Ramaikan Sriwijaya Dempo Run 2025

Sabtu, 29 November 2025 | 18:57 WIB

BNN Musnahkan 69 Ton Ganja di Aceh Utara

Kamis, 6 November 2025 | 21:28 WIB
X