FREKUENSINEWS – Kesan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dipengaruhi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan akan semakin terkikis seiring dengan eksistensi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang semakin menguat. Hal ini dikemukakan oleh Efriza, pengamat dari Citra Institute, yang menilai bahwa komunikasi yang intens antara PDIP dan pemerintahan Prabowo berpotensi mengubah dinamika politik dalam kabinet.
Efriza menyoroti pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, pada momen Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah sebagai titik awal dari komunikasi yang lebih intens. Menurutnya, jika Prabowo menempatkan PDIP dalam pemerintahan, hal tersebut akan berimplikasi pada pengecilan pengaruh Jokowi dalam pemerintahan.
“Jika Prabowo menempatkan PDIP di pemerintahan, maka Prabowo ditengarai memilih konsekuensi mengecilkan pengaruh Jokowi, agar pemerintahan Prabowo tidak direcoki oleh Jokowi,” ujar Efriza dalam keterangannya.
Baca Juga: Xi Jinping Dorong Solidaritas Kawasan Asia di Tengah Ketegangan Dagang AS-Tiongkok
Efriza juga mengamati bahwa isu perombakan Kabinet Merah Putih belakangan ini semakin ramai diperbincangkan. Ia menyebutkan bahwa perombakan tersebut bukan tidak mungkin akan terjadi, dan dalam hal ini, peluang PDIP bergabung dalam pemerintahan Presiden Prabowo semakin terbuka lebar.
"Jika PDIP bergabung, otomatis akan ada pergeseran dan perhitungan kembali pembagian jatah menteri sebagai konsekuensi dari dukungan PDIP terhadap Prabowo," tambah Efriza, yang menilai bahwa pengaruh Jokowi dalam pemerintahan bisa menurun jika PDIP benar-benar bergabung.
Kondisi ini menciptakan spekulasi politik yang semakin intens tentang masa depan kabinet Prabowo, terutama jika terjadi perubahan besar dalam susunan menteri yang selama ini terafiliasi dengan Jokowi.***