Penelitian Terbaru: Duduk Terlalu Lama Picu Penyakit Stroke

photo author
- Senin, 13 Juni 2022 | 21:00 WIB
Duduk yang terlalu lama bisa memicu penyakit stroke. (Pixabay)
Duduk yang terlalu lama bisa memicu penyakit stroke. (Pixabay)

Frekuensi News - Duduk merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilakukan oleh manusia sehari-harinya.

Bahkan beberapa manusia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk.

Namun, duduk yang terlalu lama ternyata bisa menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.

Terlalu banyak duduk diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penyakit kronis lainnya, termasuk depresi.

Baca Juga: Singapura vs Myanmar di Kualifikasi Piala Asia 2023 : Ada Prediksi Skor, Line Up dan Head to Head

Untuk mengimbangi efek samping dari gaya hidup yang kurang banyak bergerak ini, dokter menyarankan orang dewasa melakukan latihan aerobik sedang hingga berat dalam seminggu.

Namun, sebuah studi baru dari San Diego State University yang diterbitkan dalam JAMA Network Open, menemukan bahwa melakukan aktivitas harian dengan intensitas yang lebih ringan seperti pekerjaan rumah tangga dapat secara signifikan mengurangi risiko stroke.

"Aktivitas fisik intensitas ringan dapat mencakup menyedot debu, menyapu lantai, mencuci mobil, berjalan-jalan santai, meregangkan tubuh, atau bermain lempar tangkap," kata Steven Hooker, dekan College of Health and Human Services di San Diego State University (SDSU), Amerika Serikat, dan peneliti utama studi.

"Kami mengamati bahwa aktivitas fisik dan tidak banyak bergerak secara independen memengaruhi risiko stroke. Penelitian kami menunjukkan bahwa strategi pencegahan stroke harus fokus pada keduanya," ujarnya seperti dikutip oleh frekuensinews.com dari situs San Diego State University Senin, 13 Juni 2022.

Baca Juga: Delapan Kategori yang Jadi Sasaran Polisi di Operasi Patuh 2022

Hooker dan rekan penelitiannya mengukur baik jumlah waktu peserta yang tidak banyak bergerak maupun durasi dan intensitas aktivitas fisik pada 7.600 orang dewasa berusia 45 tahun ke atas dan kemudian membandingkan data tersebut dengan kejadian stroke pada peserta di atas tujuh tahun.

Mereka menemukan mereka yang tidak bergerak selama 13 jam atau lebih dalam sehari memiliki 44 persen peningkatan risiko terkena stroke.

"Temuan ini lebih kuat karena aktivitas dan perilaku menetap diukur dengan akselerometer, memberikan data yang jauh lebih akurat daripada penelitian sebelumnya yang mengandalkan pengukuran yang dilaporkan sendiri," kata Hooker, mantan koordinator California Active Aging Project yang meneliti gaya hidup sehat untuk orang dewasa yang lebih tua.

Peserta penelitian mengenakan akselerometer yang dipasang di pinggul, detektor gerakan sensitif yang secara tepat merekam aktivitas fisik dan durasi duduk dan tidak aktif.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia Senin, 13 Juni 2022: Jakarta Sumbang Kasus Baru Tertinggi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X