Frekuensi News – Baru-baru ini Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, angkat bicara mengenai susunan pemerintahan Israel.
Menurut Lapid, susunan pemerintahan Israel yang bakal dipimpin Benjamin Netanyahu tersebut akan menjadi yang paling ekstrim dan gila dalam sejarah Israel.
“Pemerintahan yang akan datang adalah yang paling ekstrim dan gila dalam sejarah negara ini. Netanyahu lemah dan para mitranya lebih muda, lebih bertekad dan lebih ekstrim darinya, serta telah menaklukkannya tanpa syarat,” tulis Lapid di akun Twitter-nya.
Baca Juga: Song Kang Adakan FanMeeting di Indonesia, Cek Harga Tiket dan Jadwalnya Disini
Lapid juga menegaskan bahwa dirinya berjanji akan tetap berjuang untuk Israel, walaupun jabatannya sebagai perdana menteri akan segera berakhir.
“Kami tidak menyerah. Kita berjuang untuk negara kita tercinta, untuk demokrasi kita, untuk tentara kita, untuk masa depan anak-anak kita,” kata Lapid.
Sebelumnya pada Kamis 8 Desember 2022, Benjamin Netanyahu meminta perpanjangan waktu dua pekan untuk membentuk pemerintahan.
Tenggat waktu untuk pembentukan pemerintahan seharusnya berakhir hari ini, tanggal 11 Desember 2022 tengah malam.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan 60 Tahun yang Lalu di Philadelphia Akhirnya Terpecahkan! Simak Faktanya
“Kami berada di tengah-tengah negosiasi dan telah membuat banyak kemajuan. Namun dilihat dari kecepatannya, saya memerlukan perpanjangan hari yang disediakan oleh undang-undang untuk membentuk pemerintahan,” kata Netanyahu dalam surat yang dirilis oleh kantornya.
Secara hukum, Presiden Israel yang kini dijabat Isaac Herzog, dapat memberikan perpanjangan waktu hingga 14 hari.
Perpanjangan waktu tersebut digunakan untuk keperluan negosiasi. Partai likud yang dipimpin Netanyahu telah menandatangani kesepakatan koalisi.
Yang dimana koalisi tersebut terdiri dari tiga partai ekstrem kanan, yakni Religious Zionism, Jewish Power, dan Noam.
Baca Juga: Australia Keluarkan Status 'Travel Warning' untuk Indonesia, Apa Penyebabnya?
Diketahui, Netanyahu telah merayu kelompok agama garis keras dan kekuatan dari sayap kanan tersebut untuk menyusun pemerintahan baru.
Artikel Terkait
Usai Lakukan Hal Sepele, Lionel Messi Dilarang Memasuki Negara Ini
Australia Keluarkan Status 'Travel Warning' untuk Indonesia, Apa Penyebabnya?
Tulang Rusuk Perempuan di China Ini Patah Akibat Makanan Pedas, Begini Kronologinya!
Kasus Pembunuhan 60 Tahun yang Lalu di Philadelphia Akhirnya Terpecahkan! Simak Faktanya
Song Kang Adakan FanMeeting di Indonesia, Cek Harga Tiket dan Jadwalnya Disini