Frekuensi News - Dampak dari bencana alam meletusnya Gunung Semeru, Jawa Timur hingga kini belum usai.
Bencana alam ini telah menewaskan lebih dari 40 orang dan 10.000 warga harus mengungsi.
Gunung Semeru pertama kali mengalami erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.
Kemudian pada Senin, 6 Desember 2021 Gunung Semeru mengalami erupsi susulan.
Baca Juga: Jelang Nataru 2022, Kemendikbud Ristek Keluarkan SE Terbaru untuk Sekolah dan Guru
Baru-baru ini, tim SAR gabungan menarik seluruh pasukan dari lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru pada Kamis, 16 Desember 2021.
Keputusan diambil setelah Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) Kamis pagi tadi.
Kepala Kantor SAR Surabaya Hariadi Purnomo menerangkan, akibat aktivitas vulkanis ini operasi pencarian korban juga dihentikan sementara.
Langkah ini diambil untuk menghindari bahaya dan korban.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 16 Desember 2021: Pura-pura Sakit Jiwa Jessica Panik
"Semua personel SRU 1, 2 dan 3 ditarik dari lokasi pencarian menuju ke titik aman, kemudian ke posko. Pencarian tersebut dihentikan sementara," ujarnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru kembali erupsi pada Kamis, 16 Desember 2021 pagi.
Adapun awan panas guguran (APG) terlihat membubung dari puncak Jonggring Saloko dan meluncur hingga sejauh 4,5 kilometer ke bawah.
Pemandangan ini langsung membuat petugas operasi pencarian korban erupsi di lapangan panik.
Artikel Terkait
Kisah Pilu Warga Terdampak Letusan Gunung Semeru, Anak dan Ibu Ditemukan Meninggal Berpelukan
Letusan Gunung Semeru Kerap Dikaitkan dengan Ramalan Jaya Baya, Ini Kata Denny Darko
Tak Ada Peringatan Dini Sebelum Gunung Semeru Meletus, Warga: Gak Sempat Lari, Meringkuk di Selokan
Data Terbaru Bencana Erupsi Gunung Semeru: Korban Meninggal Dunia Bertambah 11 Orang
Update Erupsi Gunung Semeru: Korban Meninggal Tambah 2 Orang, Hampir 10.000 Warga Mengungsi