Tak Ada Peringatan Dini Sebelum Gunung Semeru Meletus, Warga: Gak Sempat Lari, Meringkuk di Selokan

photo author
- Jumat, 10 Desember 2021 | 20:35 WIB
Erupsi Gunung Semeru. Warga mengaku tidak menerima adanya peringatan dini sebelum letusan Gunung Semeru. (pixabay/Pexels)
Erupsi Gunung Semeru. Warga mengaku tidak menerima adanya peringatan dini sebelum letusan Gunung Semeru. (pixabay/Pexels)

Frekuensi News - Indonesia belum lama ini mendapatkan kabar duka.

Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Akibat letusan Gunung Semeru menyebabkan adanya 43 orang meninggal dunia dan lebih dari 5.000 orang harus mengungsi.

Musibah erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur pada 4 Desember 2021 ternyata juga mendapatkan sorotan dari media asing.

Baca Juga: Pelajar dan Mahasiswa Bersiap, Nadiem Makarim Kembali Salurkan Bantuan Kuota Internet

Sebelumnya, terdapat seorang anak dan ibu menjadi korban erupsi Gunung Semeru yang ditemukan dalam keadaan berpelukan.

Warga setempat mengaku tidak mendapatkan peringatan dini sebelum erupsi Gunung Semeru.

Media asing Kantor Berita Reuters menyebutkan hal tersebut sebagai lambang dari apa yang dirasakan orang-orang ketika hidup di bawah bayang-bayang gunung berapi.

"Tidak ada peringatan. Jika ada maka tidak akan ada korban, kan?" kata Minah yang merupakan sepupu dari Rumini yang meninggal sembari memeluk sang ibu yang sudah lanjut usia ketika atap dapur mereka ambruk akibat erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Diduga Adanya Penyelewengan Donasi untuk Gala Sky! Dewi Persik Emosi

Mereka berkediaman di kaki gunung berapi, desa mereka di Curah Kobokan termasuk di antara yang paling parah dilanda erupsi Gunung Semeru.

Dikutip oleh frekuensinews.com dari Pikiran Rakyat pada artikel yang berjudul Nihil Peringatan sebelum Erupsi Gunung Semeru, Warga: Jika Ada Tidak akan Ada Korban, kan? saat meletus secara spektakuler, Gunung Semeru mengelurkan awan abu dan aliran piroklastik yang menewaskan 43 orang dan menyebabkan puluhan orang hilang.

Letusan dari gunung tertinggi di Jawa ini menimbulkan banyaknya pertanyaan mengenai efektivitas sistem peringatan bencana di Indonesia, juga tentang bahaya pembangunan kembali di lereng gunung berapi yang subur namun berbahaya.

Disampaikan para pejabat bahwa beberapa pesan telah dikirimkan ke administrator lokal, tetapi diakui kalau itu tidak memunculkan perintah untuk evakuasi, sebagian disebabkan aktivitas gunung yang sulit diprediksi.

Baca Juga: Prediksi Arsenal vs Southampton di Liga Inggris 11 Desember 2021 Dilengkapi Head to Head

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

80 Pati TNI AD Naik Pangkat l, Ini Pesan Kasad!

Selasa, 2 Desember 2025 | 15:33 WIB
X