Selain itu, bahasa yang mereka gunakan merupakan campuran bahasa Bugis dan Makassar.
Mereka juga cenderung menjalani gaya hidup nomaden, tentunya sejalan dengan pola pertanian tebang-bakar yang mereka lakukan.
Mereka menanam jagung, padi, ubi jalar, singkong, kacang hijau dan sayuran. Selain itu, mereka berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan hasil hutan.
Rumah panggung sangat sederhana, tingginya sekitar 1 meter dari permukaan tanah.
Baca Juga: Misteri Gunung Arjuno, Keindahan, Sejarah, dan Misteri yang Memikat
Dindingnya juga terbuat dari anyaman bambu, dan lantainya juga terbuat dari kayu gelondongan dan bambu. Dan atapnya terbuat dari daun lontar.
Rumah tanpa ruangan umumnya hanya memiliki jendela.
Perlengkapan tradisionalnya terdiri dari tameng, keris, piring dari tempurung kelapa, dan wadah air dari tempurung labu.
Ada juga piring keranjang anyaman, lesung, pot tanah liat dan alu untuk mengasah beras, serta pemotong kentang.
Lalu ada gayung kayu, tombak pancing, perangkap bambu, dan tombak berburu.
Alat musiknya juga sangat sederhana, seperti seruling bambu dan gambang.
Baca Juga: Benarkah Suku Amungme Terasingkan? Yuk Simak Ini Penjelasannya
Keyakinan dan Agama Benton
Artikel Terkait
Membuka Tabir Misteri dan Sejarah Gunung Haung dalam Perspektif Kepercayaan Suku Dayak!
Bangsa Lom, Suku Tertua di Bangka Belitung Berasal dari Majapahit?
Ini 3 Keunikan Bakar Batu Suku Dani Papua, Nomor 3 Wajib Diketahui!
Keren! Ternyata Papua Miliki 255 Suku, Salahsatunya Suku Asmat
Mengenal Lebih Dekat Suku Batin Penghuni Gunung Kerinci
Mengenal Lebih Dalam Suku Lahat, Kepercayaan dan Agamanya
Anak dan Ibu Kandung Pun Dikawini, Inilah Kisah Perkawinan Sedarah Suku Polahi, Kok Bisa?
Anak dan Ibu Kandung Bisa Berhubungan Badan di Suku Polahi, Benarkah?
Banyak Nggak Tau, Ini Suku yang Membolehkan Perkawinan Sedarah, Termasuk dengan Ibu atau Ayah Kandung.
Bikin Geleng-geleng Kepala, Ini Suku yang Membolehkan Perkawinan Sedarah