Frekuensi News - Kompor gas merupakan salah satu alat memasak yang selalu ada hampir di setiap seluruh rumah.
Dengan adanya kompor gas, proses memasak menjadi lebih cepat dan praktis ketimbang menggunakan kompor minyak tanah atau kayu bakar.
Namun, kompor gas yang sering kita gunakan, ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia.
Berdasarkan sebuah studi terbaru dari Stanford University mengungkapkan bahwa kompor gas jauh lebih merusak lingkungan bahkan bisa memicu asma dan penyakit pernapasan lainnya.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Memiliki Pemikiran Tajam dan Rasional: Leo, Scorpio, Sagitarius, dan Aquarius
Menurut peneliti, kompor gas mengeluarkan hidrokarbon metana, baik ketika dinyalakan maupun dalam keadaan mati.
Selama periode 20 tahun, metana yang keluar dari kompor gas bisa menyebabkan kerusakan iklim yang sama dengan 500 ribu mobil bertenaga gas.
Tidak hanya terhadap iklim, efek metana pada pemilik rumah juga bisa sangat mengkhawatirkan.
Merujuk pada data dari studi ditemukan bahwa keluarga yang tidak menggunakan penghisap asap dapur (range hood) atau memiliki ventilasi buruk saat menggunakan kompor gas, bisa melampaui tingkat keamanan nitrogen dioksida dalam hitungan menit.
Baca Juga: 5 Shio Ini Super Beruntung dan Melimpah Rezeki di Tahun Macan Air 2022
"Ada dorongan yang semakin besar bagi pemilik rumah untuk mengganti kompor gas mereka dengan model listrik, tetapi ini adalah perjuangan yang berat. Kompor gas dinilai lebih cepat panas dan memudahkan memasak di rumah," kata peneliti seperti dikutip oleh frekuensinews.com dari laman Fortune Sabtu, 29 Januari 2022.
Tidak hanya di Indonesia, kompor gas juga masih populer di kalangan warga Amerika.
Peneliti mencatat, lebih dari 40 juta rumah di seluruh AS masih menggunakan kompor gas.
Studi Stanford termasuk studi skala kecil karena mengukur emisi kompor gas dari 53 rumah di tujuh county California.
Baca Juga: Sinopsis Film American Sniper: Dilema Bradley Cooper Hadapi Dua Kenyataan, Tayang di Bioskop TransTV
Artikel Terkait
Studi Terbaru: Kombinasi Vaksin Covid-19 Bisa Ciptakan Kekebalan Tinggi
Studi Terbaru: Covid-19 Bisa Bersembunyi dalam Antibodi Manusia
Studi Terbaru: Omicron Tak Bahayakan Paru-paru Ketimbang Varian Delta
Studi Terbaru: Vaksin Booster Covid-19 Sinovac Diklaim Mampu Tingkatkan Antibodi
Studi Terbaru: Polusi Udara Kurangi Penyerbukan Kupu-kupu dan Lebah