Harga Bitcoin Turun ke Sekitar US$ 60.000, Inilah Penyebabnya Menurut Trader Terkemuka

photo author
- Senin, 5 Agustus 2024 | 09:20 WIB
Harga Bitcoin Turun ke Sekitar US$ 60.000, Inilah Penyebabnya Menurut Trader Terkemuka (Pintu.co.id)
Harga Bitcoin Turun ke Sekitar US$ 60.000, Inilah Penyebabnya Menurut Trader Terkemuka (Pintu.co.id)

FREKUENSINEWS - Harga Bitcoin, salah satu aset kripto paling populer di dunia, baru-baru ini mengalami penurunan signifikan, merosot ke sekitar US$ 60.000. Penurunan ini memicu kekhawatiran dan spekulasi di kalangan investor dan analis pasar.

Untuk memahami penyebab di balik fluktuasi harga ini, kami mengumpulkan pandangan dari beberapa trader terkemuka yang telah membagikan wawasan mereka.

1. Ketidakpastian Regulasi

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan harga Bitcoin adalah ketidakpastian terkait regulasi di berbagai negara. Pemerintah di berbagai belahan dunia sedang mempertimbangkan peraturan baru untuk kripto, termasuk pajak dan larangan transaksi. Misalnya, adanya rumor tentang peraturan ketat di Amerika Serikat dan Uni Eropa telah membuat investor cemas dan menyebabkan penurunan permintaan.

Baca Juga: Kripto dan Metaverse: Bagaimana Dunia Digital Berkembang di 2024

Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital, mengungkapkan bahwa ketidakpastian regulasi sering kali menyebabkan volatilitas tinggi di pasar kripto. "Ketika ada berita tentang regulasi baru, investor sering kali memilih untuk menarik diri dari pasar untuk menghindari risiko. Ini mempengaruhi harga Bitcoin secara langsung," kata Novogratz.

2. Fluktuasi di Pasar Tradisional

Pergerakan di pasar tradisional juga turut mempengaruhi harga Bitcoin. Ketika pasar saham mengalami penurunan, sering kali investor menjual aset kripto mereka untuk mengamankan keuntungan atau mengatasi kerugian. Penurunan di indeks saham utama, seperti S&P 500, dapat menyebabkan efek domino di pasar kripto.

Anthony Pompliano, seorang investor Bitcoin terkenal, menyatakan bahwa "Bitcoin sering kali diperdagangkan bersamaan dengan aset tradisional dalam jangka pendek. Ketika pasar saham turun, Bitcoin sering kali ikut turun sebagai reaksi terhadap ketidakpastian ekonomi."

Baca Juga: Telegram Wallet: Dompet Kripto yang Mempermudah Transaksi Kripto di Telegram

3. Penurunan Minat Institusi

Institusi keuangan besar dan perusahaan yang sebelumnya menunjukkan minat besar terhadap Bitcoin juga mempengaruhi harga. Beberapa perusahaan yang berinvestasi dalam Bitcoin baru-baru ini mengurangi eksposur mereka, atau bahkan menjual sebagian dari aset kripto mereka. Hal ini dapat menciptakan sentimen negatif di pasar dan menurunkan harga Bitcoin.

Cathie Wood, CEO ARK Invest, menyebutkan bahwa "Pengurangan investasi institusi besar dapat memberikan sinyal kepada pasar bahwa ada masalah dengan Bitcoin. Ini sering kali menyebabkan investor ritel khawatir dan ikut menjual, yang mempengaruhi harga secara keseluruhan."

4. Tingkat Adopsi dan Permintaan

Permintaan terhadap Bitcoin juga dipengaruhi oleh tingkat adopsi teknologi dan penggunaan kripto dalam transaksi sehari-hari. Ketika adopsi Bitcoin oleh perusahaan dan konsumen meningkat, biasanya harga cenderung naik. Sebaliknya, jika adopsi stagnan atau turun, ini dapat menyebabkan penurunan harga.

Baca Juga: Berikut Tips Untuk Memainkan dan Menghasilkan Mata Uang Kripto di Game Play to earn

Trader Terkemuka: Willy Woo, seorang analis kripto terkenal, menjelaskan bahwa "Tingkat adopsi yang rendah atau stagnan dapat mempengaruhi sentimen pasar. Jika ada indikasi bahwa penggunaan Bitcoin tidak berkembang sesuai harapan, ini dapat menekan harga."

5. Sentimen Pasar dan FOMO (Fear of Missing Out)

Sentimen pasar yang negatif dan efek FOMO juga berperan dalam penurunan harga Bitcoin. Ketika harga mulai turun, beberapa investor dapat merasa panik dan menjual aset mereka, menyebabkan penurunan harga lebih lanjut. Sebaliknya, ketika harga melonjak, investor yang takut kehilangan peluang bisa membeli dengan harga tinggi, menyebabkan volatilitas yang besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dimas Nasution

Sumber: Frekuensinews.com

Tags

Rekomendasi

Terkini

X