Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar setiap orang di atas lima tahun mendapatkan vaksin Covid-19.
CDC juga menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja.
Klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak secara permanen adalah keliru.
Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.
Baca Juga: Irjen Ferdy Sambo Jadi Tersangka, Orang Tua Bharada Eliezer Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, mengatakan bahwa menurut referensi Journal of the Royal Society Interface, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah.
Namun Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40 persen pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian.
Kalaupun tertular, tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan.
Meski begitu, Prof. Cissy mengatakan pula bahwa tidak menutup kemungkinan pasien anak memiliki bergejala berat, masuk ICU, hingga sampai meninggal dunia akibat Covid-19.
Dengan demikian, narasi yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.***
Artikel Terkait
Cek Fakta: Drummer Foo Fighters Meninggal Dunia Akibat Vaksin Covid-19
Cek Fakta: Vaksin Covid-19 Sebabkan Cacar Monyet
MUI Umumkan Satu Jenis Vaksin Covid-19 dari India yang Haram Digunakan
Cek Fakta: Studi CDC Konfirmasi Kekebalan Alami Lebih Kuat Ketimbang Vaksin Covid-19
Cek Fakta: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dibunuh karena Tolak Perintah Soal Vaksin Covid-19