Frekuensi News - Setelah sukses dengan berbagai program kampus merdeka, kini Mendikbudristek Nadiem Makarim kembali mengajak mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua.
Hal ini diungkapkan lanhsunh oleh Mendikbudristek pada saat sosialisasi Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2, tanggal (11/5/2022), dilansir laman Kemendikbudristek.
Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua.
"Saya ingin mengajak adik-adik mahasiswa di seluruh Indonesia, khususnya yang sekarang duduk di semester 3, 5, dan 7 untuk mendaftar Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 2," ungkapnya.
Baca Juga: Tekan Penyebaran Covid-19 Usai Lebaran, Pemerintah Terapkan PPKM Terbaru di Jawa-Bali
PMM merupakan salah satu program unggulan dari Ditjen Diktiristek yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal.
Mahasiswa PMM 2 akan melaksanakan proses pembelajaran dalam kebinekaan untuk semester 3, 5, atau 7 di perguruan tinggi yang berada di klaster pulau berbeda dari perguruan tinggi pengirim dan domisili asalnya.
Melalui pembelajaran itu, menurut Nadiem Makarim, akan tercipta ruang jumpa yang dinamis antara mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi melalui kegiatan akademik dan nonakademik tentang keberagaman budaya wilayah setempat.
"Ruang jumpa ini merupakan salah satu ciri khas PMM 2. Saya yakin adik-adik mahasiswa yang ikut program adalah para pelajar Pancasila, para calon pemimpin yang akan mendorong pemulihan dari pandemi lalu membawa Indonesia melompat ke masa depan," tuturnya.
Baca Juga: Quarter Life Crisis pada Anak Muda Usia 20 sampai 30 Tahun, Kamu Wajib Tahu!
Pentingnya belajar di luar kampus ditekankan oleh Mendikbudristek sebagai suatu hak bagi mahasiswa. Oleh karena itu, ia meminta pimpinan perguruan tinggi untuk memfasilitasi mahasiswanya mengikuti program-program MBKM termasuk PMM 2, agar mahasiswa Indonesia mendapatkan pengetahuan yang relevan yang akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan.
Nadiem meyakini, peluang tersebut dapat melatih keterampilan (skills) kepemimpinan karena di lokasi penempatan, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru.
Di sinilah menurutnya, ketangguhan para mahasiswa akan diuji. "Kalian ditantang menjadi pemimpin bagi diri sendiri yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijak di tengah kondisi yang berbeda," tuturnya.
Selain itu menurutnya, seorang pemimpin juga harus bisa berkolaborasi dan bergotong royong, menghargai perbedaan, dan mencintai keragaman yang ada di masyarakat.
Baca Juga: Fenomena Loneliness dan Quarter Life Crisis pada Generasi Muda Indonesia
Artikel Terkait
Resensi Buku Generasi Z: Mengenal Karakternya di Dunia Kerja
Generasi Z, Sang Pemilik Rasa Empati dan Peka Sosial Tinggi
Generasi Milenial dan Generasi Z: Melihat Dunia Kerja
Fenomena Loneliness dan Quarter Life Crisis pada Generasi Muda Indonesia
Pentingnya Menganut Prinsip Work-Life Balance di Kalangan Generasi Milenial