Frekuensi News - Lagu “Takut” dinyanyikan oleh Brigital Meliala atau Idgitaf yang menceritakan mengenai kekhawatiran, ketakutan, dan kekecewaan di usia quarter life yakni 20-30 tahunan.
Ternyata Idgitaf dalam lirik lagunya menceritakan anak muda di usia quarter life crisis merasa takut dan bingung dalam menghadapi kedewasaan.
Sebelumnya, kamu harus tau yang dimaksud quarter life crisis.
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Di usia seperempat abad, di mana takut salah langkah, takut gagal, takut pandangan orang lain, takut mengecewakan orang sekitar, tapi engga takut menyalahi diri sendiri! Berarti kamu ada di masa quarter life crisis.
Krisis seperempat abad (quarter life crisis) pertama kali dikemukakan oleh Alexander Robbins dan Abby Wilner (2001) mengenai anak muda Amerika abad-20.
Baca Juga: Generasi Z, Sang Pemilik Rasa Empati dan Peka Sosial Tinggi
Mereka memberi julukan kepada anak muda sebagai “Twentysomethings”, yakni individu yang baru saja meninggalkan kenyamanan hidup dan mulai memasuki kehidupan sesungguhnya.
Kondisi yang dialami seseorang berusia 20 tahunan, ketika kondisi mental tidak stabil dan menimbulkan perasaan cemas, khawatir atas kehidupan sosial dan karier itu disebut quarter life crisis.
Azril Agustin, Psikolog Klinis UGM dalam diskusi Quarter Life Crisis (2021), "Permasalahan quarter life akan menjadi quarter life crisis ketika seseorang ketimpangan dalam menjalankan tugas dengan kemampuan mengatasi tugas tersebut."
Individu pada awal masa dewasa memang rentan mengalami quarter life crisis sebagai akibat dari tekanan pekerjaan, hubungan, dan berbagai harapan menjadi sukses.
Baca Juga: Manipulasi Mental: Perlakuan Gaslighting dan Contoh Kalimatnya
Seperti pada lagu “Takut”, diawal usia kepala dua, ambisi dan semangat meluap-luap dengan mimpi-mimpi yang harus dikejar. Istilahnya sukses di usia muda adalah impian semua orang.
Namun, menjelang usia pertengahan 23 tahun. Rasa takut, cemas, dan bingung dalam menjalanin hidup menghampiri, takut salah langkah dan pikiran tak karuan menyerang pribadi 23 tahun.
Pertengahan 25 tahun, sadar bahwa banyak mimpi dan impian yang terkubur, pertemanan yang sibuk dengan kehidupan pribadi, hingga kecewa pada diri sendiri.
Salah satu contoh quarter life crisis dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika belum mendapatkan pekerjaan, seseorang akan diserang dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan sehingga menjadi masalah mental orang tersebut.
Tanda Mengalami Fase Quarter Life Crisis
Beberapa situasi dan fase yang menjadi tanda seseorang sedang mengalami kondisi quarter life crisis.
Berdasarkan Robins & Wilner (2001) menyebutkan tujuh tanda seseorang mengalami quarter life crisis diantaranya:
Baca Juga: Cari Tahu Toxic Masculinity dan Dampaknya Bagi Kesehatan Mental Laki-Laki
1.Kebimbangan dalam pengambil keputusan
Ketika seseorang berada di usia dewasa, banyak mimpi dan pilihan hidup di depan mata. Bahkan, karena terlalu banyak sampai membuat bingung dan takut untuk mengambil keputusan.
Istilah lainnya adalah Decision Fatigua, seseorang yang sering dan mengalami kelelahan dalam mengambil keputusan.
2. Merasa terjebak dalam situasi sulit
Diawali dari bingung dan bimbang dalam mengambil keputusan. Seseorang yang mengalami quarter life crisis akan merasa terjebak di antara sebuah pilihan yang dianggapnya sulit.
3. Tertekan
Akibat sulitnya mengambil keputusan, seorang quarter life crisis akan merasa tertekan. Pikiran-pikiran bahwa ia mungkin saja gagal, membuat dirinya tertekan.
4.Cemas
Ketika sudah berhasil menentukan pilihan atau keputusan. Maka, seorang quarter life crisis akan merasa cemas dan takut akan hasil keputusan tersebut.
Padahal kecemasan dan pikiran-pikiran tidak karuan itu belum tentu terjadi. Semua itu hanya ada dipikiran si quarter life crisis.
5. Negatif memandang diri sendiri
Pikiran tentang “Ko gini aja sih, padahal temen-temen sudah sukses sama kerjaanya.” atau perkataan “Payah banget gua, masih diem dan stack gini-gini aja”
Itu merupakan tindakan bahwa kamu memandang rendah dan negatif diri sendiri dengan membandingkan pencapaian orang lain.
6. Khawatir terhadap hubungan interpersonal (Teman, keluarga, pasangan)
Seorang yang mengalami krisis kepribadian akan selalu merasa khawatir terhadap hubungan sosial dengan orang-orang sekitar.
Disebabkan oleh banyaknya perilaku toxic dengan pikiran-pikiran buruk dan negatif mengenai diri sendiri.
Baca Juga: Minat dan Manfaat Membaca Buku Masyarakat Indonesia
7. Putus Asa
Seorang yang sedang di masa quarter life crisis, maka ia akan mengalami putus asa, merasa telah gagal, menjadi beban bagi orang lain khususnya orang tua mereka.
Rasa putus asa yang menyerang, enggan untuk bangkit dan pasrah terhadap keadaan dunia. Padahal, rasa putus asa adalah proses pendewasaan terhadap kegagalan.
Kalau kamu merasa mengalami itu semua. Kemungkinan besar kamu sedang di masa quarter life crisis. Hal-hal di atas tidak seharusnya membuat kamu merasa insecure terhadap diri kamu.
Kamu adalah terbaik versi dirimu saat ini, karena sudah sampai ditahap ini. Berhenti untuk membanding kamu dengan yang lain.
Hakikatnya kedewasaan adalah proses yang akan dialami semua orang, baik secara sengaja oleh diri sendiri maupun secara paksa oleh keadaan.
Kalau kata Fiersa Besari, "Dulu, kupikir kedewasaan berjalan berdampingan dengan usia. Ternyata tidak! kedewasaan berjalan berdampingan dengan masalah hidup."
Jadi, cemas menghadapi masa depan itu wajar.
Karena itu, kamu harus mempersiapkannya lebih baik dan matang agar masa depan yang kamu cemasi itu terhindari, menjadi masa depan yang cerah dan penuh kesuksesan.
Tertekan, gagal, putus asa? Bangkit lagi! Tuhan tidak mengajarkan kita untuk pasrah, tapi berserah. Di mana kamu, harus berusaha sebaik mungkin dan biarkan semesta yang mengelola itu semua.***
Artikel Terkait
Warganet Tampilkan Foto Bripda Randy yang Diduga Perkosa Mahasiswi, Kapolri Ucapkan Terima Kasih
Respon Netizen terhadap Penangkapan Randy Bagus di Mapolda Jatim: Cuma Formalitas
Gunung Semeru Alami Erupsi Susulan, Tim Evakuasi-Warga Berhamburan: Kabutnya Makin Tebal
Terdampak Ketimpangan Distribusi Vaksin Covid-19, Afrika Terancam Gagal Atasi Pandemi