Frekuensi News - Toxic workplace environment adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak menyenangkan di mana lingkungan pekerjaan memiliki atmosfer yang buruk dengan orang-orang yang tidak bersahabat.
Bentuk lingkungan kerja yang tidak menyenangkan seperti: adanya bullying (penindasan), Harrasment (pelecehan), Ostracism (pengucilan), Incivility (ketidaksopanan), stalking (menguntit), dan abusive supervision (pengawasan yang kasar).
Toxic workplace environment dapat menimbulkan kecemasan, absensi tinggi, stress, depresi, masalah kesehatan dan kelelahan kerja yang dapat menurunkan produktivitas karyawan.
Baca Juga: Fenomena Workaholic si Gila Kerja di Indonesia
Penelitian Inggris dari BreatherHR 2021 menemukan bahwa hampir 1/3 karyawan Inggris meninggalkan pekerjaan mereka karena budaya toxic workplace environment.
Kemungkinan karena dampak pandemi yang awalnya 21 persen pada 2020, meningkat menjadi sekitar 27 persen pada tahun 2021 yang tercatat mengalami toxic workplace environment.
Padahal dalam Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 mengenai Ketenagakerjaan yang membahas mengenai hak-hak tenaga kerja bahwa, pada pasal 5 yaitu setiap tenaga kerja memiliki hak yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
UU Pasal 86 ayat (1) Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: kesempatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Baca Juga: Overwork: Kerja Berlebihan yang Dialami Para Pekerja Indonesia
Namun, bagaimana kasusnya jika tempat kamu bekerja dan orang-orang di sana sangat buruk dalam memperlakukan kamu?
1. Cari Sisi Positif Pekerjaan
Walaupun sepertinya sulit mencari sisi positif dari pekerjaan yang lingkungannya buruk, coba kamu cari sedikit kemungkinan itu dan jadikan itu sebagai motivasi dan semangat kerja.
Harus kamu yakini bahwa, lingkungan ini akan menjadi batu loncatan dan peluang dalam merintis karir kamu.
2. Ambil Cuti Sejenak
Tidak menutup kemungkinan, kalau lingkungan pekerjaan itu buat kamu stres dan burnout. Kalau kamu udah sampai ditahap itu, ambil cuti dan rehat sejenak.
Kamu sangat berhak untuk mengistirahatkan tubuh dan mentalmu. Gunakan jatah cuti tahunan sampai cuti penting kamu, toh kamu akan tetap digaji sesuai dengan kontrak (ini berlaku untuk kontrak kerja yang tidak ada pemotongan gaji ketika cuti atau sakit)
3. Selalu Bersifat Profesional
Meskipun harus berada di lingkungan kerja yang buruk dengan rekan kerja yang menyebalkan. Kita harus tetap bersikap profesional, fokus dan selesaikan pekerjaanmu.
Bersikap sewajarnya, jangan terlalu diperdulikan. Dengarkan hal yang diperlukan dan tak perlu menanggapi reaksi negatif dari lingkungan ataupun rekan kerja yang buruk.
Baca Juga: Jangan Diam! Ini Caranya Laporkan Pelecehan dan Kekerasan Seksual
4. Tetap Baik dan Bersikap Ramah
Jangan melakukan hal yang sama dengan rekan kerja sangat menyebalkan, jika kamu melakukan dan membalas perbuatan mereka. Maka, sama buruknya kamu dengan mereka.
Tetap baik dan bersikap ramah, agar mereka malu sendiri dengan perbuatan mereka. Selalui tebar kebaikan, niscaya kamu akan memanen buah kebaikan itu snendiri.
5. Minta Bantuan dengan Atasan
Jika, toxic workplace environment karena sesama pekerja atau rekan kerja dan mereka sudah sangat di luar kendali dan tidak bisa diajak bicara, maka diskusika ini dengan atasan sebab jika terus dibiarkan maka akan berpengaruh kepada produktivitas pekerjaan.
Minta pendapat atasan agar menjadi penengah di antara kalian dan agar atasan membantumu untuk menyelesaikan perkara ini.
6. Resign atau Pindah Kerja
Jika semua cara sudah kamu lakukan, tapi tidak menyelesaikan perkara toxic workplace environment kamu di lingkungan kerja. Maka, resign adalah jawaban dan solusi terbaik.
Kamu akan kehilangan pekerjaan kamu, tapi itu lebih baik dari pada kamu kehilangan diri kamu sendiri yang semakin lama semakin stres dan menderita di lingkungan tersebut.
Lingkungan pekerjaan yang baik adalah ketika kamu happy berada di sana dengan orang-orang yang positif dan menyenangkan.
Tempat yang dipenuhi orang-orang satu tujuan yang menginginkan kesuksesan dan kejayaan tempat kerja kamu.
Artikel Terkait
Generasi Milenial dan Generasi Z: Melihat Dunia Kerja
Minat dan Manfaat Membaca Buku Masyarakat Indonesia
Pentingnya Menganut Prinsip Work-Life Balance di Kalangan Generasi Milenial
Hubungan Minum Air Putih dengan Kecerdasan