Warga Kampung Suka Bakti Tuntut Transparansi Pengelolaan Aset Desa yang Diduga Disalahgunakan

photo author
- Kamis, 30 Januari 2025 | 10:59 WIB
Warga Kampung Suka Bakti Tuntut Transparansi Pengelolaan Aset Desa yang Diduga Disalahgunakan (frekuensinews.com)
Warga Kampung Suka Bakti Tuntut Transparansi Pengelolaan Aset Desa yang Diduga Disalahgunakan (frekuensinews.com)

FREKUENSINEWS.COM,LAMPUNG – Warga Kampung Suka Bakti, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Lampung, memprotes pengelolaan aset desa yang selama lebih dari tujuh tahun dikuasai oleh kepala kampung dan perangkatnya.

Aset desa berupa tanah bengkok seluas 5 hektare yang ditanami kelapa sawit diduga hanya menguntungkan segelintir pihak tanpa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekesalannya terkait pengelolaan aset desa yang terkesan tertutup.

Baca Juga: Menteri Pekerjaan Umum Tinjau Lokasi Banjir di Grobogan, Penanganan Darurat Terus Dipercepat

"Aset desa itu dikelola oleh kepala kampung dan para kroninya, seperti Arman, Sulaiman, dan Taufik. Namun, kami tidak pernah tahu berapa hasilnya dan ke mana uangnya mengalir," ujarnya.

Warga semakin meragukan transparansi pengelolaan tersebut, terutama sejak kepala kampung menjabat pada tahun 2017. Selama periode itu, tidak ada laporan yang jelas mengenai keuntungan dari kebun sawit desa.

"Kalau kita hitung, hasil panen sawit pasti besar. Tapi, kenapa tidak ada dampaknya bagi desa? Bangunan yang dibuat pun tidak sesuai dengan hasil seharusnya," lanjutnya.

Baca Juga: Tragedi di Pantai Drini, 4 Pelajar asal Mojokerto Meninggal Terseret Ombak

Masalah ini sempat dibahas dalam musyawarah antara kepala kampung, perangkat desa, dan tokoh masyarakat, namun hingga kini belum ada kejelasan terkait hasil penjualan sawit.

"Sejak akhir 2023, pengelolaan aset ini tidak lagi dipegang oleh kepala kampung dan kroninya. Tapi, yang jadi pertanyaan besar, ke mana uang dari hasil panen selama tujuh tahun itu?" tambahnya.

Rumor beredar bahwa kepala kampung masih memiliki utang sebesar Rp19,5 juta di lapak sawit, yang semakin memperburuk kecurigaan warga.

Baca Juga: Ingin Perkosa Pacar di Tengah Kebun Sawit, Pemuda di Seluma Berakhir Bonyok Dihajar Massa

"Kalau aset desa menghasilkan, kenapa bisa berutang?" tanya seorang warga yang merasa kecewa dengan pengelolaan tersebut.

Warga juga mencurigai adanya perubahan ekonomi signifikan pada kepala kampung dan perangkatnya. "Apakah uangnya dipakai untuk beli mobil, bangun rumah, atau dijadikan modal usaha pribadi?" kata warga lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ersangkut Frekuensinews

Tags

Rekomendasi

Terkini

80 Pati TNI AD Naik Pangkat l, Ini Pesan Kasad!

Selasa, 2 Desember 2025 | 15:33 WIB
X