FREKUENSINEWS.COM,BUNGO - Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo, Jambi, kini menjadi sorotan setelah video yang menunjukkan perjuangan anak-anak untuk pergi ke sekolah viral di media sosial.
Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram @infojambi_, terlihat sekelompok anak-anak Sekolah Dasar (SD) melewati jalanan berlumpur dengan sepatu yang telah mereka lepas.
Mereka berjalan hati-hati di atas jalanan licin, satu-satunya akses menuju sekolah, yang setiap kali hujan turun berubah menjadi sangat sulit dilalui.
Baca Juga: Biadap, Pembina Pramuka di Jambi Ditangkap, Diduga Cabuli 9 Anak
Kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa perhatian serius dari pemerintah.
Warga setempat mengungkapkan bahwa mereka tidak meminta jalan diaspal mulus, namun berharap ada upaya nyata untuk memperbaiki infrastruktur yang sudah sangat memprihatinkan.
"Jika tidak ada dana untuk aspal, setidaknya diperbaiki saja," keluh seorang warga dalam video tersebut.
Baca Juga: Jambi Menuju Modernisasi, Gubernur Al Haris Siapkan Dua Flyover Megah untuk Atasi Kemacetan
Kondisi jalan yang buruk ini memicu kritik keras terhadap pemerintah daerah, khususnya Bupati Bungo yang dianggap tidak memperhatikan kebutuhan dasar masyarakatnya.
Unggahan video tersebut telah memantik banyak komentar pedas dari warganet yang menilai lambannya penanganan masalah ini.
Beberapa warganet bahkan menandai akun tokoh nasional seperti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, meminta perhatian mereka terhadap kondisi tersebut.
Baca Juga: Tragis, Cekcok Masalah Uang Sertifikat Tanah, Helmi Tewas Ditikam Tetangga di Jambi
"@gibran_rakabuming piye ki pak? Tolong bantu mereka," tulis salah seorang warganet. Sementara itu, sindiran keras juga dilontarkan kepada Bupati Bungo, “Mana janji bapak bupati untuk mensejahterakan masyarakat Kabupaten Bungo? Sudah lupa dengan rakyatnya?” tulis @tandi_irwansyah0.
Tidak hanya di Tanah Sepenggal, beberapa pengguna media sosial juga mengungkapkan bahwa buruknya infrastruktur jalan ini tidak hanya terjadi di dusun terpencil, tetapi juga di jalan lintas kabupaten.