Krisis Pangan di Korea Utara Semakin Parah, Ternyata Ini Sebabnya!

photo author
- Kamis, 17 November 2022 | 13:20 WIB
Bendera Korea Utara. Krisis pangan semakin parah. (Flickr)
Bendera Korea Utara. Krisis pangan semakin parah. (Flickr)
Frekuensi News - Upaya Korea Utara untuk membatasi perbatasan guna mencegah penularan virus COVID-19 menimbulkan berbagai macam efek.
 
Salah satu efek yang disebabkan adalah semakin meningkatnya krisis pangan di Korea Utara.
 
Otoritas Korea Utara telah memberlakukan “tindakan Covid-19 yang berlebihan dan tidak perlu” sejak Januari 2020, termasuk peningkatan pagar, pos jaga, dan jalan patroli, menurut analisis citra satelit oleh Human Rights Watch (HRW).
 
 
Langkah-langkah perbatasan yang diperkuat termasuk penambahan 169 pos jaga dan hampir 20 km pagar baru di sekitar kota perbatasan Hoeryung, titik transit populer untuk penyelundupan dan perdagangan, antara November 2020 dan April 2022.
 
HRW mengatakan telah berbicara dengan lima pembelot Korea Utara yang terlibat dalam penyelundupan barang masuk atau keluar dari negara terisolasi yang tidak dapat melakukan aktivitas mereka sejak Februari 2020.
 
“Pemerintah Korea Utara menggunakan tindakan yang diklaim sebagai COVID-19 untuk lebih menekan dan membahayakan rakyat Korea Utara,” kata Lina Yoon, peneliti senior Korea di HRW.
 
 
“Pemerintah harus mengarahkan energinya untuk meningkatkan akses ke makanan, vaksin dan obat-obatan, dan menghormati kebebasan bergerak dan hak lainnya.”
 
Hanna Song, direktur kerja sama internasional di Pusat Basis Data Hak Asasi Manusia Korea Utara, yang tidak terlibat dalam laporan tersebut, mengatakan temuan tersebut mencerminkan data lain.
 
Termasuk penurunan tajam dalam pembelotan ke Korea Selatan, yang turun dari 1.047 pada 2019 menjadi hanya 42 sepanjang tahun ini.
 
 
Ahli medis juga mengatakan bahwa mereka meragukan jumlah kematian akibat COVID-19 yang dilaporkan oleh Korea Utara mengingat akses kesehatan yang rendah dan jumlah vaksin yang sedikit.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Surya Egi Samfauzi

Sumber: AlJazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X