Frekuensi News - Telah terjadi banjir parah yang menerjang Pakistan di penghujung bulan September meninggalkan dampak yang mengerikan.
Banjir menghancurkan ladang, jalanan, jembatan, dan hampir seluruh fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit.
Banjir ini merupakan banjir terparah dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain curah hujan yang tinggi , kondisi ini diperparah dengan mencairnya gletser di utara yang menenggelamkan hampir sepertiga dari Pakistan.
Baca Juga: Kumpulan Link Poster Terbaru Maulid Nabi 2022, Dapatkan Ide Desain Kreatif dan Gratis!
Mencairnya gletser di utara ini adalah dampak dari krisis iklim yang terjadi.
“Kemanusiaan telah dikirim peringatan oleh alam dan peringatan itu datang melalui Pakistan. Kami mengobarkan perang melawan alam dengan membakar kecanduan kami pada bahan bakar fosil dan sekarang alam mengobarkan perang terhadap kami,” kata Sherry Rehman, Menteri Perubahan Iklim Pakistan, dikutip oleh frekuensinews.com dari Al Jazeera.
Pakistan merupakan satu dari 10 negara yang paling rentan akan bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim ini.
Baca Juga: Viral Klarifikasi SMAN 2 Depok Terkait Diskriminasi Siswa Rohani Kristen, Simak Faktanya!
Tetapi, Pakistan sendiri belum siap dan tidak memiliki persiapan akan hantaman bencana dengan skala sebesar ini.
Rehman mengatakan bahkan jika pemerintah memiliki perkiraan $40 miliar untuk membangun kembali dan memberikan persiapan kepada seluruh warga Pakistan, latihan itu bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Dia mengatakan pemerintah tidak memiliki sumber daya sedangkan musim hujan berikutnya hanya beberapa bulan lagi.
Rehman menambahkan bahwa pemanasan global masih akan terus berlanjut dan gletser akan terus mencair dan hal ini merupakan terror sangat besar bagi negaranya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 8 Oktober 2022: Aries Siap Sambut Peluang Bagus, Gemini Pikat Semua Orang
Rehman mengharapkan adanya kesadaran Bersama di seluruh dunia untuk memperlambat laju pemanasan global.