FREKUENSINEWS.COM,AMERIKASERIKAT - Amerika Serikat, yang dikenal sebagai donor terbesar di dunia, telah mengambil langkah drastis dengan membekukan hampir seluruh bantuan asing, dengan pengecualian untuk bantuan makanan darurat dan pendanaan militer untuk Israel dan Mesir.
Kebijakan ini diumumkan melalui memo internal yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Jumat, 24 Januari 2025, beberapa hari setelah Presiden Donald Trump menjabat kembali.
Memo yang dilihat oleh kantor berita AFP menyatakan bahwa "Tidak ada dana baru yang diwajibkan untuk pemberian baru atau perpanjangan pemberian yang ada sampai setiap pemberian atau perpanjangan baru yang diusulkan telah ditinjau dan disetujui." Kebijakan ini sejalan dengan janji Trump untuk menerapkan kebijakan "America First," yang bertujuan untuk membatasi bantuan luar negeri dan memprioritaskan kepentingan domestik.
Baca Juga: Hendak Liburan ke Pagar Alam, Pria Ini Kena Begal Dijalan Poros Empat Lawang
Perintah tersebut akan berdampak besar pada berbagai bentuk bantuan internasional, termasuk bantuan pembangunan dan militer, yang selama ini menjadi bagian penting dari kebijakan luar negeri AS.
Salah satu negara yang terdampak adalah Ukraina, yang sebelumnya menerima miliaran dolar dalam bentuk bantuan militer di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Kebijakan baru ini juga menghentikan sementara pendanaan untuk PEPFAR (Presidential Emergency Plan for AIDS Relief), sebuah inisiatif anti-HIV/AIDS yang telah membantu menyediakan obat antiretroviral di negara-negara berkembang, terutama di Afrika.
PEPFAR, yang diluncurkan pada 2003 di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush, diyakini telah menyelamatkan sekitar 26 juta jiwa.
Namun, meskipun banyak bantuan dihentikan, memo tersebut secara eksplisit memberikan pengecualian untuk bantuan militer kepada Israel dan Mesir.
Israel, yang telah menerima paket senjata utama dari AS, mendapatkan tambahan dukungan militer setelah konflik Gaza, sementara Mesir tetap menerima dana pertahanan AS yang signifikan sebagai bagian dari perjanjian damai yang ditandatangani dengan Israel pada tahun 1979.
Keputusan ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS dan kemungkinan dampaknya terhadap negara-negara penerima bantuan AS yang lainnya.
Trump terus menegaskan bahwa kebijakan luar negeri AS akan lebih difokuskan pada kepentingan nasional, dengan sedikit ruang untuk bantuan luar negeri, kecuali dalam kasus-kasus tertentu yang dianggap sangat penting.