Baca Juga: Mengenal Kehidupan Suku Sigulai: Kearifan Lokal yang Tersimpan di Pulau Simeulue
Bentuknya yang menyerupai gunung melambangkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Gunung juga dianggap sebagai tempat suci dan simbol kekuatan alam.
2. Anyaman yang Kokoh
Baca Juga: Upaya Suku Sigulai dalam Melestarikan Tradisi di Era Modern
Anyaman bambu atau rotan yang digunakan melambangkan kebersamaan dan solidaritas masyarakat.
Seperti serat yang saling menguatkan, komunitas Manggarai juga bersatu dalam menghadapi tantangan kehidupan.
3. Sederhana namun Bermakna
Baca Juga: Upaya Suku Sigulai dalam Melestarikan Tradisi di Era Modern
Ornamen sederhana pada Topi Re’a mencerminkan kehidupan masyarakat Manggarai yang penuh kesederhanaan, namun kaya akan nilai spiritual dan budaya.
Makna Topi Re’a dalam Kehidupan Adat
Topi Re’a bukan sekadar aksesori, tetapi juga simbol status sosial dan kepercayaan adat.
Baca Juga: Sinopsis Film Hostiles: Pengawalan Suku Indian Akan Tayang di Bioskop TransTV Malam Ini
Dalam beberapa upacara, hanya tokoh adat atau kepala suku yang diizinkan mengenakan topi ini.
Hal ini menunjukkan bahwa topi ini memiliki nilai sakral yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan adat Manggarai.
Selain itu, Topi Re’a juga digunakan sebagai bentuk ekspresi rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil bumi yang melimpah.
Baca Juga: Alam dan Kehidupan Suku Sigulai: Harmoni dengan Laut dan Ladang
Dalam pesta panen, topi ini menjadi bagian dari doa dan ritual yang dilakukan untuk meminta berkat bagi masa depan.