FREKUENSINEWS — Tekad dan konsistensi menjadi kunci dalam perjalanan panjang Dr. Erwan Surya Negara, M.Sn., seorang doktor asal Kabupaten OKU Timur yang dikenal sebagai sosok penggiat seni dan kebudayaan di Sumatera Selatan. Bahkan, demi mewujudkan mimpinya mendirikan jurusan seni di Kota Palembang, ia pernah bersumpah tidak akan memotong rambut hingga cita-citanya tercapai.
“Empat tahun saya tidak potong rambut sampai gondrong. Saya juga sempat aktif sebagai dosen di sana (UIGM),” kenangnya sambil tersenyum.
Tekad itu akhirnya terbayar lunas pada tahun 2008, ketika ia berhasil mendirikan Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang. Cita-cita yang ia perjuangkan dengan sepenuh hati akhirnya menjadi nyata.
Pria yang akrab disapa Kiay Erwan ini merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat ia menamatkan studi S2 dan S3 dengan predikat cumlaude. Kecintaannya pada dunia seni sudah tumbuh sejak masih duduk di bangku SMA, saat ia gemar menggambar dan menekuni seni rupa.
“Rasa nyaman belajar itu hadir karena sesuai dengan saya. Pendidikan harus sesuai dengan minat dan bakat,” ujar Dr. Erwan, yang kini menetap di Kecamatan Kalidoni, Palembang.
Setelah menamatkan pendidikan di IKIP Bandung, ia memutuskan kembali ke Palembang pada tahun 1990 dengan niat membangun daerahnya sendiri. Kala itu, dunia usaha sablon menjadi jalan hidupnya.
“Saat itu masih era sablon, jadi saya dapat uang dari situ. Saya punya konsep, sarjana itu harus membuka lapangan kerja,” bebernya.
Namun, atas dorongan orang tua, Dr. Erwan kemudian meniti karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Belitung, dan dipercaya menjabat sebagai Kepala Seksi Kebudayaan. Setelah mengabdi di sana, ia kembali ke Palembang dan berdinas di Kantor Wilayah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan.
Selain berkarier di dunia pendidikan, Dr. Erwan juga produktif berkarya. Ia telah menulis sejumlah buku seperti Membaca Sriwijaya dan Ragam Khias Sumatera Selatan. Tak hanya itu, ia juga menjadi produser film dokumenter berjudul Napak Tilas Sriwijaya di Bumi Nusantara.
Kini, Dr. Erwan aktif sebagai penggiat kebudayaan yang terus meneliti tentang Kerajaan Sriwijaya dan kekayaan budaya lainnya di Nusantara. Ia juga tengah merencanakan Kongres Kebudayaan di OKU Timur sebagai upaya menghidupkan kembali semangat pelestarian budaya lokal.
Dengan semangat yang tak pernah padam, perjalanan hidup Dr. Erwan menjadi bukti bahwa dedikasi, cinta seni, dan tekad untuk membangun daerah dapat melahirkan karya besar dan inspirasi bagi generasi muda.***