FREKUENSINEWS.COM,MANGGARAI - Indonesia dikenal dengan keberagaman budaya yang kaya, termasuk di dalamnya berbagai warisan tradisional dari suku-suku asli.
Salah satu simbol budaya yang menarik perhatian adalah Topi Re’a, penutup kepala tradisional khas Suku Manggarai di Nusa Tenggara Timur.
Topi ini bukan sekadar aksesori, tetapi memiliki makna filosofis yang mendalam dan mencerminkan identitas masyarakat Manggarai.
Baca Juga: Mengenal Suku Sigulai: Warisan Budaya di Ujung Barat Indonesia
Apa Itu Topi Re’a?
Topi Re’a adalah topi tradisional berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan.
Bentuknya menyerupai gunung, melambangkan keindahan alam dan kedekatan masyarakat Manggarai dengan lingkungan sekitar.
Baca Juga: Melihat Jejak Sejarah dan Budaya Suku Sikumbang, Menyimpan Keunikan di Sumatera Barat
Topi ini biasanya dihiasi dengan ornamen-ornamen sederhana yang mencerminkan budaya lokal.
Topi Re’a sering digunakan dalam upacara adat, seperti pesta pernikahan, syukuran panen, dan acara penyambutan tamu penting.
Pemakaian topi ini menunjukkan penghormatan kepada tradisi leluhur dan penghargaan terhadap nilai-nilai kebersamaan.
Baca Juga: Asal-Usul Misterius Suku Sigulai di Pulau Simeulue, Aceh
Filosofi Topi Re’a
Topi Re’a memiliki filosofi mendalam yang merefleksikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Manggarai:
1. Bentuk Kerucut