"Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka," tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Miftah menekankan bahwa dari kejadian tersebut perlu adanya perubahan cara pandang terhadap sebuah sesajen.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Gejala Tak Biasa pada Pasien Omicron yang Telah Terima Dua Dosis Vaksin Covid-19
"Yang perlu dirubah itu otak dan cara pandangnya bukan budayanya," lanjutnya.
Ia pun mengajak semua pihak untuk berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, karena hal itu tak akan terjadi apabila pria tersebut bisa memandang dari berbagai arah.
Selain itu, tindakan untuk menendang dan menghancurkan sesajen tersebut dianggap Gus Miftah bukan cara yang pantas.
Baca Juga: Kenali Aplikasi WhatsApp Aero dan 7 Fitur Unggulannya
Apalagi menurutnya, perbuatan kasar tersebut tak mencerminkan islam seperti yang dibawa wali songo ke nusantara.
"Pernah nggak ada berfikir yang membuat itu orang non Islam, atau orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya? Atau mungkin juga orang Islam yang baru belajar?" terangnya.
"Pantaskah cara yang dilakukan seperti itu? Kalau dulu dakwah wali songo sekasar itu, mungkin Islam belum seperti hari ini di nusantara," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Dosa Besar Pendidikan Indonesia: KPAI Catat 17 Kasus Perundungan dan Tawuran di Sekolah
Guru Honorer Berikan Rapot Merah untuk Kemendikbud Nadiem Makarim
Bentuk Intoleransi! Viral Video Pria Buang Sesajen di Semeru Jadi Buronan, Berikut Identitasnya
Hadfana Firdaus Pria Pembuang Sesajen di Gunung Semeru Adalah Seorang Ustad?
Tanggapan Pengamat Pendidikan Terhadap Pradigma Baru Pendidikan Kurikulum Prototipe