FREKUENSINEWS — Politisi senior Lampung, Noverisman Subing, membantah kabar yang menyebut dirinya dipecat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung pada 20 November 2025. Ia menegaskan bahwa dirinya mengundurkan diri secara sukarela karena tak lagi sejalan dengan arah kepemimpinan partai, khususnya Ketua DPW PKB Lampung, Chusnunia Chalim (Nunik).
“Saya bukan dipecat PKB. Saya sudah mengundurkan diri. Kenapa? Karena saya tidak lagi sejalan dengan Nunik,” ungkap Noverisman kepada awak media.
Menurutnya, proses internal partai dalam penentuan calon legislatif (caleg) saat ini tidak lagi mengedepankan kader yang berpengalaman dan berkontribusi nyata. Ia menuding bahwa penentuan posisi strategis dalam pencalegan lebih memprioritaskan keluarga Nunik, baik di DPR RI maupun di Dapil Lampung 2.
Baca Juga: Pemuda Ditemukan Mengambang di Sungai Lusi, Warga Kaget dan Polisi Lakukan Evakuasi
“Keluarga Nunik mendapat posisi strategis dalam pencalegan, mulai dari nomor urut 1 hingga 2, di beberapa daerah. Keluarganya semua dimasukkan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Noverisman juga mengkritisi proses Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Yus Bariah, Anggota DPRD Lampung yang merupakan istri mantan Bupati Lampung Timur. Menurutnya, pengganti yang semestinya ditunjuk adalah Binti Amanah, pemilik suara terbanyak di bawah Yus Bariah. Namun, Binti justru dipecat tanpa proses komunikasi yang layak.
“Saya juga disebut dipecat. Padahal saya pemilik suara terbanyak setelah Binti. Tapi justru Abdul Aziz yang hanya memperoleh sekitar 4.000 suara yang ditunjuk menggantikan,” terang Noverisman.
Ia mengungkapkan bahwa Binti Amanah pun merasa kaget, karena tidak pernah diajak berdialog sebelum diberhentikan. Ia menilai proses tersebut tergesa-gesa dan tidak memberikan ruang bagi kader untuk menyampaikan keberatan.
“Belum sempat bicara, sudah dirancang untuk diganti lewat mekanisme PAW,” jelasnya.
Lebih lanjut, Noverisman menyatakan bahwa dirinya telah resmi mengundurkan diri dari PKB sejak 6 Agustus 2024, dan menolak disebut sebagai kader partai tersebut.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Gratiskan Layanan Transportasi Umum pada 24 April 2025
“Saya sudah tidak sejalan dengan kepemimpinan yang otoriter dan cenderung mengutamakan keluarga,” pungkasnya.***