Ada Perbedaan Keterangan Ferdy Sambo dan Bharada E di Rekonstruksi Brigadir J, Simak Penjelasan Komnas HAM!

Frekuensi News – Ketua Komnas Ham menyatakan bahwa terdapat perbedaan keterangan antara Irjen Ferdy Sambo dan Bharada E terkait penembakan Brigadir J.

Hal tersebut diketahui kala melaksanakan rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J, yang dilangsungkan di rumah dinas FS di Duren Tiga.

“Ada perbedaan antara dia (FS) dengan E itu, E mengatakan dia menembak beberapa kali, yang lainnya adalah FS. Tapi FS tidak secara persis mengatakan dia ikut menembak, dia mengatakan dia memerintahkan,” ujar Ahmad Taufan Damanik, selaku Ketua Komnas Ham.

Baca Juga: Indonesia Berada di Posisi ke-3, Berikut 5 Negara yang Menjadi Penghasil Beras Terbesar di Dunia

Tim Khusus (Timsus) Polri telah selesai melaksanakan rekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di dua rumah Irjen Ferdy Sambo, di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2022.

Proses rekonstruksi berjalan sekitar 7,5 jam sejak 10.00 WIB Pagi seperti dikutip frekuensinews.com dari RRI.

Total terdapat 78 adegan yang diperagakan kala rekonstruksi mencakup kejadian yang terjadi di rumah Ferdy Sambo yang ada di Magelang.

Baca Juga: Prediksi Skor Napoli vs Lecce di Serie A Italia, 1 September: Lini Serang Tuan Rumah Berbahaya

Pelaksanaan rekonstruksi kejadian di Magelang dilaksanakan di aula rumah pribadi Ferdy Sambo, Jalan Saguling, Duren Tiga, dengan memperagakan 16 gerakan.

Kala memeragakan adegan di Magelang, terdapat empat tersangka yaitu Putri Candrawathi, Bharada E, RR, dan Kuat Ma’aruf.

Sementara tersangka Ferdy Sambo tidak ada di kejadian lokasi kala di Magelang.

Sedangkan TKP kedua dilaksanakan di rumah pribadi Ferdy Sambo dilakukan dengan 35 adegan.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Little Women, Sutradara: Akan Ada Twist Besar di Akhir Cerita

Berikutnya, dilanjutkan ke TKP terakhir di rumah dinas yang juga berada di Duren Tiga dengan 27 adegan yang diperankan oleh semua tersangka, dan juga saksi berkenaan peristiwa tersebut.

Pada rekonstruksi tersebut pun dihadirkan pihak eksternal seperti pengacara para tersangka, Komnas HAM, Kompolnas serta LPSK.