FREKUENSINEWS.COM,MUARAENIM – Jembatan Enim 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, yang merupakan jalur utama angkutan mudik Lebaran, saat ini tengah dalam perbaikan akibat kerusakan yang disebabkan oleh kendaraan angkutan batu bara dengan beban berlebih.
Meski sedang diperbaiki, pihak berwenang memastikan jembatan ini masih dapat dilintasi oleh kendaraan kecil selama musim mudik Idul Fitri 2025.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) 2 Sumatera Selatan, Mardalenna, mengungkapkan bahwa kerusakan terjadi pada bagian gelagar jembatan yang mengalami retak dan patah.
Baca Juga: Daftar 10 SMP Terbaik di Kabupaten Muara Enim Berdasarkan Prestasi OSN
Hal ini disebabkan oleh kendaraan angkutan batu bara dengan muatan 20-40 ton, padahal kapasitas jembatan hanya mampu menahan beban hingga 10 ton.
"Kondisi jembatan saat ini dalam perbaikan karena kerusakan pada gelagar yang retak dan patah akibat tidak mampu menahan kendaraan angkutan over tonase, khususnya batu bara," kata Mardalenna dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).
Jembatan Enim 2, yang dibangun pada tahun 1989 oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim dan kemudian diserahkan kepada Pemerintah Pusat, telah beroperasi lebih dari tiga dekade dan kini mengalami penurunan daya tahan akibat beban yang melebihi kapasitasnya.
Baca Juga: Kejari Muara Enim Terima Tahap II Tersangka Dewa Thomas dalam Kasus Tambang Ilegal
Mardalenna menjelaskan bahwa perbaikan sementara sudah dilakukan sejak tahun 2024 dan saat ini sedang dalam tahap penanganan lebih lanjut.
Targetnya, perbaikan pada gelagar jembatan dapat diselesaikan sebelum lonjakan arus mudik Idul Fitri.
"Saat ini kami sedang melakukan penanganan sementara dengan perkuatan pada gelagar yang retak dan pecah. Target kami pada H-10 Lebaran, perbaikan sudah rampung agar dapat digunakan secara aman oleh para pemudik," ujarnya.
Baca Juga: Polres Muara Enim Gelar Patroli Pengamanan Salat Tarawih Selama Ramadhan 1446 H
Setelah Lebaran, perbaikan lebih menyeluruh akan dilakukan, termasuk perbaikan pada lantai jembatan yang juga mengalami kerusakan akibat konstruksi yang melemah.
"Kami akan melakukan perbaikan secara masif pasca Lebaran, termasuk pengecoran lantai jembatan. Proses ini memerlukan waktu sekitar tiga bulan karena beton harus mengering dan mengeras dengan sempurna," jelasnya.
Mardalenna menegaskan bahwa perbaikan ini telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak, termasuk P2JN, BBPJN, pemerintah daerah, kepolisian, dinas perhubungan, dan perusahaan batu bara. Ia berharap semua pihak dapat mendukung upaya ini demi kelancaran arus mudik dan keamanan pengguna jalan.
