FrekuensiNews-Pendidikan adalah usaha sadar yang direncanakan untuk menghasilkan generasi-generasi berkualitas diawali dengan proses pembelajaran, dalam proses inilah diharapkan peserta didik mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Kualitas suatu bangsa diukur dari mutu dan keberhasilan pendidikannya, melalui pendidikan manusia diasah untuk berpikir logis, rasional, dan kritis karena dengan pendidikan suatu perubahan tercipta darinya.
Bahkan untuk mewujudkan itu, terhitung 11 kali kurikulum Indonesia silih berganti dengan harapan bahwa perubahan kurikulum akan semakin menjadikan kualitas pendidikan Indonesia semakin baik.
Baca Juga: Cuti Bersama Resmi Dihapus, Kemendikbudristek Imbau Sekolah Tak Diliburkan Jelang Nataru 2022
Kurikulum pertama tahun 1947 Rencana Pelajaran, kemudia masuk tahun 1964 Kurikulum Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, berubah menjadi Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1968, lanjut Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan 1973.
Kembali lagi menjadi Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1975, kemudian berganti menjadi Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Memasuki 1994 menjadi Revisi Kurikulum 1994.
Hingga tahun 2004 berganti menjadi Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tidak lama berubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, dan terakhir menjadi Kurikulum 2013.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar WEF Telah Laporkan Varian Covid-19 Omicron Juli 2021, Simak Faktanya
Ini menunjukka bahwa, perubahan kurikulum tidak membuahkan hasil yang signifikat.
Dibuktikan oleh sebuah riset yang berdasarkan Programme International Student Assesment (PISA), selama 10 tahun terakhir Indonesia masih konsisten sebagai salah satu negara dengan peringkat PISA rendah.
Budaya Feodalisme pada Pendidikan Indonesia
Pendidikan harus berorientasi pada sikap dan cara berpikir kritis serta bebas dari segala tekanan. Namun nyatanya, dalam penerapan sistem pendidikan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh feodalisme.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia "Feodalisme" memiliki arti sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan besar kepada golongan bangsawan.
Adanya budaya feodalisme dalam pendidikan Indonesia mengakibatkan terhambatnya perkembangan pelajar karena menekankan ‘Town Down’ kekuasaan tertinggi berada di atas atau puncak.
Baca Juga: Antisipasi Reuni 212, Polda Metro Jaya Tutup Sejumlah Ruas Jalan di Sekitar Istana
Di mana yang berada di bawah, harus diam dan tunduk pada yang di atas. Dalam proses pembelajaran, pemegang kekuasaan di dalam kelas adalah guru.
Akibatnya, terbentuklah suatu kebiasaan di mana peserta didik hanya duduk, dengar, dan kerjakan apa yang diperintah guru.
Berdasarkan pendapat seorang pengamat pendidikan Budi Trikorayanto bahwa, sistem pendidikan Indonesia masih sangat kuno dan menganut budaya 'Feodalistik' yaitu budaya atau paradigma yang tidak menghargai kebebasan berpikir.
Ini menyebabkan pelajar berpikir bahwa guru harus selalu didengar, guru tidak boleh dibantah perkataannya.
Seharusnya, pengajar dan guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu dan merasa paling mengetahui segala kebenaran (teacher centered), pendidikan yang ideal seharusnya menempatkan peserta didik sebagai subjek bukan objek.
Karena, pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang humanis yaitu dengan menempatkan guru dan siswa sebagai sesama subjek.
Baca Juga: Imbas Reuni 212, KA Jarak Jauh Alami Perubahan Jadwal dan Pengalihan Rute
Proses pembelajaran bukanlah sebatas transfer ilmu tetapi sharing ilmu, sehingga keduanya belajar satu sama lain.
Guru dan pengajar seharusnya berperan sebagai fasilitator yang memberikan pengetahuan dan pengalaman akademik kepada peserta didik dengan memberikan kebebasan berpikir dan berpendapat sesuai kaidah ilmiah.
Sehingga, proses belajar mengajar dipenuhi dengan diskusi-diskusi intelektual saat pembelajaran berlangsung. Namun, sayangnya budaya feodalisme masih mengakar dan kental pada pendidikan Indonesia.
Hentikan budaya feodalisme!
Jadikanlah, kelas sebagai ruang diskusi yang menyenangkan
Diskusi yang dipenuhi opini dan argumen yang melahirkan wawasan dan ilmu pengetahuan.***
Artikel Terkait
Komitmen Hancurkan Praktik Jual Beli Jabatan di Lingkungan Pemprov, Ridwan Kamil Gunakan AI
Resmi Ditahan di Rutan Polda Metro, Polisi Ungkap Alasan Penahanan Jerinx SID
Siap Terjun ke Dunia Otomotif, Xiaomi Pastikan Akan Bangun Pabrik Mobil Listrik di Beijing