FREKUENSINEWS – Pergeseran anggaran nasional ke empat prioritas utama menjadi tantangan bagi sektor pendidikan. Namun, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Golkar, Karmila Sari, menegaskan bahwa beasiswa tetap menjadi prioritas utama dalam kebijakan pendidikan nasional.
Karmila menyebutkan bahwa tingginya perhatian masyarakat terhadap program beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menunjukkan harapan besar masyarakat terhadap pendidikan sebagai masa depan bangsa. "Kalau sudah berpikir mau dapat beasiswa, pasti berpikirnya jauh ke depan," ujar Karmila.
Meski anggaran mengalami realokasi untuk mendukung program prioritas nasional, Komisi X DPR RI bersama kementerian terkait tetap berupaya menjaga kesinambungan program beasiswa. Karmila menambahkan bahwa pembahasan anggaran terus dilakukan untuk memastikan alokasi tetap menyasar sasaran strategis, terutama yang terkait dengan pengembangan pendidikan.
Baca Juga: Kesehatan Membaik, Paus Fransiskus Tetap Hadiri Beberapa Momen Penting Pekan Suci 2025
Pengawasan Program Beasiswa
Karmila juga menekankan pentingnya pengawasan agar program beasiswa benar-benar diterima oleh pihak yang membutuhkan. Ia mengungkapkan keprihatinan terhadap kemungkinan pemangkasan anggaran beasiswa, dan berharap komitmen dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar beasiswa tidak terganggu. “Untuk beasiswa jangan diganggu, kita berdoa semoga komitmen dari Bu Menteri, jangan potong beasiswa, benar terlaksana,” ujarnya.
Penguatan Akses Pendidikan di Wilayah 3T
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi USD427,2 Miliar pada Februari 2025
Sebagai langkah konkret, Komisi X DPR RI telah membentuk Panitia Kerja (Panja) Daerah 3T dan Marginal, yang fokus pada penguatan akses pendidikan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang selama ini sulit menjangkau fasilitas pendidikan yang adil. Karmila menilai penting untuk merubah cara pandang dalam memastikan akses pendidikan yang lebih merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih.
"Sebentar lagi kita putar, daerah 3T dan marginal yang lebih kita fokuskan ke depan," tambah Karmila.
Kekhawatiran Terkait UKT dan Pemangkasan Anggaran Riset
Baca Juga: Angkutan Lebaran 2025: Bandara Soekarno-Hatta Layani Sekitar 5 Juta Penumpang Internasional
Meski beasiswa dipastikan tetap berjalan, Karmila mengungkapkan kekhawatirannya terkait pemangkasan anggaran lainnya, seperti Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan anggaran riset. Ia menegaskan bahwa efisiensi anggaran harus dilakukan dengan bijak tanpa mengorbankan fasilitas penting, seperti laboratorium dan penelitian sains, yang berperan besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
"Meski kita berhemat, fasilitas penting seperti laboratorium dan riset sains harus tetap terjaga," ujar Karmila.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan pengawasan yang ketat, diharapkan sektor pendidikan, terutama program beasiswa, tetap berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi generasi muda Indonesia.***