FREKUENSINEWS – Layanan Commuter Line (KRL) mencatat lonjakan jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran 2025. Sebanyak 19.152.550 penumpang tercatat menggunakan layanan ini dalam periode 21 Maret hingga 11 April 2025, atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal, menyebutkan bahwa peningkatan ini merupakan sinyal positif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap layanan KRL. "Tahun ini pengguna KRL selama masa Lebaran mencapai lebih dari 19 juta orang, sementara pada 2024 jumlahnya sebanyak 18.360.827 orang," ujar Broer dalam jumpa media di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (15/4/2025).
Di wilayah Jabodetabek, jumlah pengguna mencapai 18.716.224 orang, naik dari 17.920.695 orang pada 2024. Volume harian tertinggi terjadi pada 2 April 2025, dengan total 821.895 penumpang.
Stasiun Manggarai menjadi titik transit paling sibuk dengan volume pengguna tertinggi pada 2 April sebanyak 192.628 orang. Sementara itu, Stasiun Bogor mencatat volume kedatangan dan keberangkatan terbanyak, masing-masing 1.140.909 dan 1.127.129 orang.
“Stasiun Bogor menjadi favorit karena menjadi destinasi wisata, khususnya ke arah Kebun Raya dan sekitarnya,” kata Broer.
Sementara itu, untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik di wilayah barat, layanan Commuter Line Merak hanya beroperasi hingga Stasiun Cilegon pada periode 25–30 Maret 2025, atas permintaan ASDP. Sebagai gantinya, KAI Commuter menyediakan layanan feeder gratis menuju Pelabuhan Merak.
Baca Juga: TPUA Datangi Rumah Jokowi di Solo, Minta Klarifikasi Terkait Keaslian Ijazah
Di sisi lain, layanan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) mencatat volume penumpang sebanyak 141.486 orang, atau 93 persen dari total pengguna tahun 2024 yang mencapai 152.374 orang. Volume tertinggi terjadi pada 27 Maret 2025 dengan 9.039 penumpang.
Total perjalanan KRL Bandara mencapai 64 perjalanan per hari. Stasiun keberangkatan ke Bandara Soetta mencatat 58.357 penumpang, sedangkan stasiun kedatangan mencatat 48.287 penumpang.
Peningkatan ini mencerminkan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal yang efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan.***