FREKUENSINEWS.COM,JAKARTA - Perburuan koin Jagat telah menjadi fenomena yang ramai dibicarakan di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah pemangku kebijakan turut memberikan komentar terkait kerusakan fasilitas umum, terutama taman-taman yang terdampak akibat kegiatan berburu koin tersebut.
Namun, sebenarnya, Jagat bukan hanya sekadar permainan berburu koin.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Uang dengan Judi Airdrops di Tahun 2025, Cara Mendapatkan Uang dengan Judi Airdrops
Melalui akun Instagram resmi @jagatapp_id pada Rabu (15/1/2025), pihak Jagat menjelaskan bahwa aplikasi ini adalah platform media sosial berbasis lokasi yang telah digunakan di berbagai negara, termasuk Jepang, Taiwan, Vietnam, Spanyol, Prancis, dan Singapura.
Bahkan, aplikasi ini berhasil mengungguli aplikasi besar seperti Facebook, TikTok, dan WhatsApp di ranking PlayStore.
Selain itu, Jagat memiliki Co-Founder bernama Barry Beagen yang merupakan warga negara Indonesia.
Baca Juga: Judi Airdrops dan Dampaknya pada Industri Perjudian Digital
Menurut profil LinkedIn-nya, Barry merupakan lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan gelar Master of Architecture dan memiliki riwayat pendidikan S1 di Cornell University di bidang Civil and Environmental Engineering.
Barry menjelaskan bahwa Jagat dirancang untuk mempererat hubungan antar orang.
“Kami ingin menciptakan aplikasi sosial yang lebih fokus ke hubungan antar orang, bukan sekadar postingan. Jagat dirancang untuk mempererat hubungan dengan teman dekat, bertemu teman baru, dan mengajak orang untuk lebih banyak beraktivitas di dunia nyata, bukan hanya sekadar scrolling pasif,” ujar Barry.
Baca Juga: Menavigasi Risiko Judi Airdrops, Apa yang Harus Diperhatikan di 2025?
Jagat tidak hanya menawarkan fitur berburu koin, tetapi juga sejumlah fitur menarik lainnya.