Memnag pada tahun ini kualitas kopi beberapa daerah membaik, seperti di Pagar Alam, Semendo dan Lahat.
Baca Juga: Lapas Pagar Alam Terima Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) Pojok Kopi Lapaga
Zain menyampaiakn kenaikan harga kopi pernah terjadi 1998, tapi kenaikan itu bukan disebabkan mekanisme pasar.
Tetapi lebih karena kurs US Dollar meningkat karena masa krisis ekonomi 1998.
Sedangkan sekarang memang karena supply kopi dunia mengalami penurunan, karena perubahan iklim yang tidak menentu.
Baca Juga: Hanya Modal Kopi Bubuk, Sere dan Tisu, Nyamuk di Rumah Dijamin Kabur, Berikut Caranya
Sementara konsumsi kopi dunia juga mengalami kenaikan.
"Cuaca menjadi faktor utama yang menyebabkan produktivitas kopi menurun," ungkapnya kepada detik.com.
Zain menyebut tingginya harga kopi bukan terjadi di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia, Brazil produsen kopi nomor 1 dunia juga mengalami musim dingin ekstrem sehingga banyak pohon kopi mati karena membeku (frezee).
Demikian juga di beberapa negara produsen kopi dunia, seperti Columbia. Sementara di negara belahan Asia justru suhu panas yang meningkat dan cuaca tak menentu termasuk Indonesia.
"Himbauan kita kepada para petani kopi untuk tetap menjaga kesuburan kopinya dengan menyiapkan air yang cukup supaya produktivitas dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan," ujarnya. (*)