daerah

Suhu di Kabupaten Empat Lawang Capai Angka 33 Derajat Celcius, Apakah Penyebabnya?

Kamis, 31 Oktober 2024 | 14:09 WIB
Suhu di Kabupaten Capai Angka 33 Derajat Celcius, Apakah Penyebabnya? (frekuensinews.com)

FREKUENSINEWS.COM - Gelombang panas terus menyelimuti berbagai wilayah di Indonesia, dan daerah Empat Lawang tak luput dari dampaknya. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan suhu di kawasan Tebing Tinggi, ibu kota Kabupaten Empat Lawang, mencapai 33 derajat Celsius pada Kamis (31/10) sekitar pukul 11.30 siang. 

Masyarakat setempat bahkan merasa suhu panas ini mirip dengan cuaca di Tanah Suci Mekkah.

Baca Juga: Wajib Diketahui, Ini 5 Alasan Joncik Muhammad Layak Kembali Memimpin Empat Lawang

Menurut Rozi, warga Empat Lawang, suhu panas yang dirasakan saat ini sangat tidak biasa. Ia mengatakan, “Saya lebih memilih tetap di rumah daripada keluar, karena suhu sangat panas. Bahkan motor yang diparkir pun terasa panas.” Ia pun mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan yang bisa memicu kebakaran. 

 

Rozi juga menambahkan, tanaman pertanian kini membutuhkan penyiraman ekstra untuk menghindari kekeringan.

Hal serupa dirasakan oleh Dika, warga lain yang mengamati perubahan kebiasaan masyarakat di tengah cuaca panas ini. 

Baca Juga: Pria Lansia di Muara Enim Dibunuh Gara-Gara Nasehati Rekan Kerja

Banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah dan menyelesaikan pekerjaan dari rumah atau kantor dengan pendingin ruangan menyala. "Aktivitas di jalanan terlihat lebih sepi, hanya beberapa kendaraan dan angkutan umum yang melintas," ungkapnya.

BMKG: Gelombang Panas Masih Akan Berlangsung

BMKG memprediksi suhu panas ini masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Wilayah-wilayah seperti Larantuka di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan suhu tertinggi sebesar 38,4 derajat Celsius, diikuti dengan Surabaya, Majalengka, dan Bima yang juga mencapai suhu di atas 37 derajat Celsius. 

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming, menyatakan suhu tinggi ini terjadi akibat minimnya tutupan awan dan pergerakan Matahari yang berada di atas khatulistiwa.

Baca Juga: Rekrutmen Petugas Haji 2025 Segera Dibuka, Menag Tekankan Transparansi dan Profesionalisme

Halaman:

Tags

Terkini