Cek Fakta: NU dan Kemenag Kongkalikong Atur Puasa 29 Hari

photo author
- Jumat, 8 April 2022 | 16:18 WIB
Ilustrasi. Beredar narasi yang menyebutkan NU dan Kemenag kongkalikong mengatur puasa 29 hari. (NU online)
Ilustrasi. Beredar narasi yang menyebutkan NU dan Kemenag kongkalikong mengatur puasa 29 hari. (NU online)

Frekuensi News - Saat ini masyarakat muslim di seluruh dunia tengah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan 2022.

Adapun puasa hari ini di Indonesia telah memasuki hari ke tujuh.

Di tengah ibadah puasa yang masih berlangsung, beredar informasi palsu atau hoaks seputar puasa.

Baru-baru ini, beredar narasi yang menyebutkan bahwa organisasi masyarakat (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU) dengan Kementerian Agama (Kemenag) kongkalikong untuk mengatur puasa 29 hari.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Berjiwa Pemberontak dan Tak Suka Aturan: Aries Kamu Impulsif Sekali

Informasi ini beredar melalui sebuah video.

Pada video yang beredar, terlihat potongan video Muskercab PCNU Wonosobo yang tengah membacakan penetapan awal bulan ramadhan yang jatuh pada tanggal 3 April 2022.

"Karena nanti tanggal 1, karena istima itu akan jatuh pada 1 April jam 13 dengan ketinggian hilal 2 derajat. Kalau nanti ada yang melihat hilal nanti oleh NU dan Kementerian Agama dianggap itu adalah kesaksian yang bohong," demikian bunyi narasi tersebut.

Namun, benarkah NU dan Kemenag kongkalikong mengatur bulan puasa 29 hari?

Baca Juga: Prediksi Skor Akhi Sevilla vs Granada di La Liga Spanyol : Tuan Rumah Incar Posisi Teratas

Berdasarkan hasil penelusuran tim frekuensinews.com dari akun Instagram Jabar Saber Hoaks, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membantah tudingan telah melakukan setting atau mengatur agar penetapan tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriah di antara pemeluk Islam berbeda.

Ketua Pengurus Tanfidziyah PBNU, Ahmad Fahrurrazi atau Gus Fahrur mengatakan pihaknya hanya mengikuti rukyah.

Tidak ada agenda setting untuk menciptakan perbedaan penetapan 1 Ramadan atau setting lainnya.

Gus Fahrur menjelaskan dalam menentukan awal bulan, PBNU menggunakan metode hisab (perhitungan) yang dipegang dan metode rukyah (pemantauan hilal).

Baca Juga: Komitmen Beri Dukungan untuk Lawan Rusia, Inggris Kirim Kendaraan Lapis Baja ke Ukraina

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X