FREKUENSINEWS – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Muara Enim kembali menunjukkan komitmen kuat dalam peningkatan kualitas layanan pemasyarakatan dan pemberantasan narkoba.
Hal tersebut tampak dalam kegiatan Sosialisasi Legal Clinic Collaboration (LCC) yang disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Sumatera Selatan Erwedi Supriyatno, serta menerima penyerahan Penghargaan Bebas Narkoba dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Muara Enim, dengan turut mengudang jajaran Dinas Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim, Forkopimda, LCC, Instansi Vetikal Awak Media dll. yang digelar pada hari ini di Aula Lapas Muara Enim. Senin, (24/11).
Kakanwil Ditjenpas Sumsel Erwedi Supriyatno dalam arahannya menekankan bahwa program Legal Clinic Collaboration merupakan upaya strategis untuk memperkuat layanan bantuan hukum, sinkronisasi penanganan masalah keperdataan dan pidana, serta peningkatan literasi hukum bagi Warga Binaan maupun petugas.
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi Lapas Muara Enim Gelar Penandatanganan Perjanjian Magang Batch 2
“LCC hadir sebagai jembatan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan layanan hukum berjalan lebih terstruktur, responsif, dan humanis. Lapas Muara Enim kami harapkan menjadi contoh penerapan program ini di wilayah Sumsel,” ungkapnya.
Kalapas Muara Enim Auliya Zulfahmi, menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan arahan Kakanwil. Ia menegaskan bahwa Lapas Muara Enim siap mendukung penuh implementasi LCC sebagai bagian dari penguatan kualitas pelayanan pemasyarakatan.
“Kami berkomitmen menjadi Lapas yang adaptif, inovatif, dan terbuka terhadap kolaborasi. LCC menjadi pintu penting dalam memastikan hak-hak hukum WBP terpenuhi, sekaligus meningkatkan profesionalitas petugas,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Lapas Muara Enim juga menerima Penghargaan Bebas Narkoba dari BNNK Muara Enim. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Lapas dalam menjaga lingkungan pemasyarakatan dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, melalui deteksi dini, razia berkala, tes urine, serta pembinaan yang konsisten.***