sumsel

Harga Kopi Robusta Anjlok, Petani Empat Lawang Pilih Tahan Penjualan

Senin, 23 Juni 2025 | 20:42 WIB
Harga Kopi Robusta Anjlok, Petani Empat Lawang Pilih Tahan Penjualan (Frekuensinews )

FREKUENSINEWS — Harapan petani kopi robusta di Kabupaten Empat Lawang untuk memperoleh keuntungan besar kembali tertunda. Harga jual biji kopi yang sempat menembus angka Rp70 ribu per kilogram kini anjlok drastis, berada di kisaran Rp55 ribu, bahkan lebih rendah di beberapa wilayah.

Penurunan harga ini terjadi merata di berbagai sentra produksi kopi, termasuk di Kecamatan Muara Pinang. Di wilayah tersebut, harga kopi robusta yang sebelumnya mencapai Rp72 ribu per kilogram kini hanya dihargai Rp57 ribu.

Kondisi tersebut memaksa sebagian petani memilih untuk menunda penjualan hasil panen mereka. Ari, petani asal Kecamatan Pinang, mengaku lebih memilih menyimpan sementara biji kopi kering miliknya sambil menunggu harga kembali stabil.

Baca Juga: Ketua DPRD Lahat Fitrizal Homizi Buka Suara Soal Pengadaan iPad Senilai Rp1,6 Miliar

“Terakhir saya jual masih Rp72 ribu per kilo beberapa minggu lalu. Sekarang paling tinggi cuma Rp57 ribu. Saya simpan dulu saja, siapa tahu nanti bisa naik lagi,” ujarnya, Minggu (22/6/2025).

Ari menjelaskan, penurunan harga terjadi secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir. Dari Rp70 ribu turun ke Rp65 ribu, lalu Rp64 ribu, dan kini mencapai titik terendah di Rp57 ribu per kilogram.

“Turunnya bertahap, tapi terus-menerus. Kita bingung juga, padahal perawatan kopi tetap jalan, tapi harga terus merosot,” keluhnya.

Baca Juga: Taruna Poltekpin Hadirkan Kelas Inspirasi di Lapas Lahat, Bangkitkan Semangat Warga Binaan

Kekhawatiran makin besar di kalangan petani, mengingat biaya perawatan tanaman kopi cukup tinggi. Mulai dari pembelian pupuk, perawatan berkala, hingga pembayaran tenaga panen, semuanya tetap harus dikeluarkan meskipun harga jual sedang turun.

“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Minimal ada regulasi atau intervensi untuk menstabilkan harga. Kalau terus seperti ini, kami bisa rugi besar,” harap Ari.

Sejumlah petani saat ini memilih menyimpan hasil panen mereka berupa green bean (kopi kering) di rumah atau gudang, meski menyadari bahwa penyimpanan jangka panjang berisiko menurunkan kualitas kopi.

Erli, seorang pengepul kopi di kawasan Muara Pinang, membenarkan bahwa harga kopi robusta terus menurun dalam beberapa pekan terakhir. Ia menyebut, saat ini harga beli dari petani hanya berkisar antara Rp53 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram, tergantung pada kualitas biji kopi.

“Kalau kualitasnya bagus, kita ambil Rp55 ribu. Tapi kalau standar, biasanya Rp53 ribu. Kadang malah di bawah itu kalau kopinya kurang bagus,” jelas Erli.

Para petani berharap harga kopi dapat segera kembali membaik, seiring meningkatnya permintaan atau adanya campur tangan dari pemerintah maupun pelaku industri.***

Tags

Terkini