Frekuensi News - Fenomena seseorang yang mengalami stres atau depresi namun ia merasa dirinya baik-baik saja dan cenderungan selalu OK di depan orang-orang.
Kondisi ini disebut smiling depression atau depresi tersenyum.
Individu yang mengalami ini akan bersembunyi di balik senyuman dan pura-pura bahagia untuk meyakinkan orang di sekitar mereka bahwa ia baik-baik saja.
Baca Juga: Berhenti Berpura-pura OK dan Merasa Baik! Jika Kamu Tidak Baik Itu Wajar, Jadi Mari Ceritakan
Apa sebenarnya smilling depression?
Smiling depression adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang tetap tersenyum dan terlihat bahagia, tetapi di sisi lain ia sedang mengalami depresi atau false smile.
Smiling depression merupakan istilah populer dan belum masuk sebagai kategori gangguan mental. Termasuk dalam depresi mayor dengan fitur atipikal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 265 juta orang di seluruh dunia mengalami depresi.
Tidak jarang orang dengan depresi tersenyum bekerja sangat keras untuk menyamarkan gejala mereka.
Baca Juga: Menjadi Pendengar Baik, Sudahkah Kamu Lakukan?
Gejala smilling depression
Mengutip Verywell Mind, berikut ini gejala atau tanda yang bisa diketahui saat dirimu atau orang lain sedang alami smiling depression.
1. Perubahan nafsu makan
Depresi menimbulkan dua jenis perubahan nafsu makan yang memengaruhi fluktuasi berat badan, yaitu makan berlebihan dan kehilangan nafsu makan.
2. Perubahan jadwal tidur
Perubahan jadwal tidur jadi tanda depresi senyum dan ini ditandai dari kesulitan bangun karena ingin tidur sepanjang waktu atau kesulitan tidur, insomnia, sepanjang malam.
3. Perasaan putus asa
Perasaan yang biasanya hadir saat depresi termasuk rasa bersalah, tidak berharga, dan perasaan putus asa.
4. Kehilangan minat dalam aktivitas
Individu dengan smiling depression mungkin tidak tertarik pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Terlepas dari tanda dan gejala ini, individu dengan depresi tersenyum masih cenderung tampak memiliki produktif tinggi.
Mereka mungkin memiliki pekerjaan tetap dan terus mempertahankan kehidupan sosial yang aktif. Mereka bahkan mungkin tampak ceria dan optimis.
Untuk alasan ini, penting untuk membicarakan masalah kesehatan mental secara terbuka. Melakukan hal itu dapat memberi mereka keberanian untuk membuka perasaan mereka.
Baca Juga: Yuk, Belajar Attitude dari Hal Kecil dan Sederhana
Apa alasan orang menyembunyikan depresi mereka?
Jadi, ada banyak alasan pribadi atau profesional mengapa seseorang menyembunyikan gejala depresi mereka. Ya, termasuk melindungi privasi hingga takut dihakimi orang lain.
Berikut adalah alasan di balik seseorang merahasiakan gejala depresi mereka dan justru berada di kondisi depresi tersenyum, yaitu:
1. Takut membebani orang lain
Depresi dan rasa bersalah cenderung berjalan beriringan. Akibatnya, banyak individu tidak ingin membebani orang lain dengan perjuangan mereka.
Mereka sama sekali tidak tahu bagaimana meminta bantuan, jadi mereka menyimpan perjuangan menghadapi depresi untuk diri mereka sendiri.
2. Rasa malu
Beberapa orang percaya bahwa depresi adalah tanda kelemahan. Akibatnya, mereka merasa malu mengalami depresi karena mereka pikir bisa mengatasi masalahnya sendiri.
3. Penolakan
Smiling depression mungkin berasal dari penyangkalan seseorang bahwa mereka merasa tertekan.
Mereka pikir bahwa tersenyum bisa menyelesaikan depresi, lebih mudah bagi mereka untuk berpura-pura baik-baik saja daripada membuka diri tentang perasaan yang sebenarnya.
Baca Juga: Kekuatan 3 Kata Ajaib Dunia: Maaf, Tolong, dan Terima Kasih
4. Kekhawatiran terlihat lemah
Artikel Terkait
Manipulasi Mental: Perlakuan Gaslighting dan Contoh Kalimatnya
Quarter Life Crisis pada Anak Muda Usia 20 sampai 30 Tahun, Kamu Wajib Tahu!
Fenomena Loneliness dan Quarter Life Crisis pada Generasi Muda Indonesia
Kenali Socially Awkward si Canggung Sosial di Lingkup Masyarakat