FREKUENSINEWS - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Medan menyelesaikan pelatihan keterampilan Medan yang telah berlangsung selama 12 hari dengan antusias. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan menenun yang dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah menjalani masa hukuman. Jumat (08/08)
Di hari terakhir pelatihan, Warga Binaan diajarkan cara untuk menggulung ujung benang ulos yang hampir selesai agar tidak terurai. Tujuannya adalah untuk menjaga kerapian dan keawetan ulos, serta memudahkan dalam penggunaannya. Dengan menggunakan adonan tepung kanji yang dicampur dengan air panas digulung langsung ke kulit warga binaan agar ujung kain tampak lebih rapi.
Kepala Lapas Perempuan Medan, Yekti Apriyanti, memberikan tanggapan positif terkait kegiatan ini. “Pelatihan ini adalah salah satu bentuk upaya kami untuk memberikan kesempatan kepada para WBP agar dapat memiliki keterampilan yang berguna, yang bisa mereka aplikasikan setelah keluar nanti. Kami berharap keterampilan ini tidak hanya memberikan kemandirian secara ekonomi, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan memberi peluang baru bagi mereka untuk lebih siap menghadapi kehidupan di luar lapas,” ujar Yekti.
Baca Juga: Usai Senam Bersama, Langsung Pembukaan Pekan Olahraga
Proses pembuatan ulos bukan hanya sekadar aktivitas menenun, tetapi juga perjalanan yang penuh dedikasi dan seni. Setiap helai benang yang dirajut menjadi kain ini adalah cerminan dari identitas budaya dan kehidupan masyarakat Batak di Sumatera Utara. Proses pembuatan ulos adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, keterampilan, dan cinta terhadap tradisi. Dari benang hingga menjadi kain yang indah, ulos tidak hanya menjadi simbol budaya Batak tetapi juga karya seni yang mendalam.***