FREKUENSINEWS – Dunia kini tengah menyoroti tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, dengan ribuan korban jiwa akibat konflik yang terus berkecamuk. Di tengah situasi yang semakin genting, langkah Presiden Prabowo Subianto melakukan lawatan kenegaraan ke empat negara Timur Tengah dan Turki patut mendapat apresiasi.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto tidak hanya membawa pesan solidaritas, tetapi juga bertujuan untuk membahas solusi konkret terhadap krisis ini, termasuk usulan untuk mengevakuasi warga sipil Gaza dan memberikan mereka akses tinggal sementara di Indonesia. Langkah ini menegaskan bahwa Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi krisis kemanusiaan, tetapi siap untuk mengambil peran aktif dalam merespons situasi yang telah menelan banyak korban jiwa tersebut.
Namun, efektivitas upaya ini sangat bergantung pada dukungan konkret dari negara-negara yang dikunjungi oleh Presiden Prabowo. Pertanyaannya adalah, apakah para pemimpin negara tersebut akan memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Indonesia?
Baca Juga: Lonjakan Harga Emas Picu Fenomena Panic Buying di Masyarakat
Dalam perspektif diplomasi, kehadiran langsung seorang kepala negara merupakan salah satu bentuk pendekatan soft power. Indonesia, sebagai negara mayoritas Muslim dengan tradisi diplomasi damai, memiliki posisi tawar kuat untuk membangun koalisi kemanusiaan. Koalisi ini bisa terwujud melalui kerja sama logistik, jalur evakuasi, hingga skema bantuan bersama yang menyasar rakyat Gaza.
Jika kerjasama ini berhasil, maka diplomasi Presiden Prabowo Subianto bukan hanya bersifat simbolis, tetapi dapat menjadi langkah strategis yang membawa dampak nyata bagi rakyat Gaza yang tengah menderita.
Semoga melalui pendekatan dialog dan solidaritas yang dilakukannya, suara Indonesia tidak hanya didengar, tetapi juga menginspirasi negara-negara lain untuk bergerak bersama dalam mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Gaza.***