Frekuensi News - Badan terasa lelah adalah tanda badan memerlukan istirahat.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Tidak sedikit orang yang mengeluh sulit tidur di malam, walaupun dalam keadaan lelah.
Normalnya, tubuh yang lelah membuat seseorang lebih mudah tertidur.
Namun pada beberapa situasi, karena saking lelahnya seseorang malah tidak bisa tidur. Kebanyakan kondisi ini terjadi karena kualitas tidur yang buruk.
Dalam dunia medis dikenal dengan istilah "Delayed Sleep" atau "Sindrom Fase Tidur Tertunda (DSPS).
Baca Juga: Minat dan Manfaat Membaca Buku Masyarakat Indonesia
Dilansir Stanford Health Care, setidaknya ada dua alasan seseorang kesulitan tidur dan menyebabkannya mengidap sindrom fase tidur tertunda, yaitu:
1. Tidur sangat larut, biasanya beberapa jam setelah tengah malam atau bahkan menjelang pagi.
2. Sulit bangun pada waktu normal pada pagi hari karena jam internal tubuh belum menghasilkan sinyal peringatan yang kuat untuk bangun.
Dilansir dari laman The Minds Journal, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa Anda mungkin terus-menerus merasa lelah, terutama di siang hari, namun terus terjaga di malam hari.
1. Tidur siang
Tidur siang pada dasarnya tidak buruk dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Namun, strategi tidur siang yang salah dapat membuat Anda tetap terjaga di malam hari.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur siang yang lama dan tidur siang di sore hari dapat menyebabkan Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur di malam hari, kurang tidur, dan bangun lebih cepat di malam hari.
2. Kecemasan
Pikiran yang berpacu, tidak kondusif untuk tertidur dengan tenang. Tidak heran gangguan tidur adalah gejala diagnostik untuk beberapa orang yang mengalami gangguan kecemasan.
Kecemasan juga menyebabkan peningkatan gairah dan kewaspadaan, yang dapat menunda waktu tidur Anda menjadi lebih lama.
3. Depresi
Menurut sebuah ulasan yang diterbitkan pada tahun 2019, hingga 90 persen orang yang didiagnosis dengan depresi juga mengeluh tentang kualitas tidur mereka.
Insomnia, narkolepsi, gangguan pernapasan saat tidur, dan sindrom kaki gelisah semuanya dilaporkan. Hubungan antara masalah tidur dan depresi memang rumit. Tampaknya mengganggu ritme sirkadian.
Peradangan, perubahan bahan kimia otak, faktor genetik, dan banyak lagi semuanya dapat memengaruhi hubungan depresi tidur.
Baca Juga: Hubungan Minum Air Putih dengan Kecerdasan
4. Kafein
Rata-rata, kafein memiliki waktu paruh 5 jam. Maka, tidak mengherankan jika penelitian menunjukkan bahwa bahkan 200 miligram kafein yang diseduh 16 jam sebelum tidur, dapat memengaruhi tidur Anda.
Sebuah studi 2013 melaporkan bahwa menenggak 400 miligram kafein 6 jam atau kurang sebelum tidur, memiliki efek signifikan pada gangguan tidur.
5. Screen time
Cahaya biru yang dipancarkan dari ponsel, tablet, laptop, dan layar TV menekan produksi melatonin pada malam hari dan mengurangi rasa kantuk.
Agar Anda dapat tertidur di malam hari, Anda dapat berhenti menggunakan perangkat apa pun 2 jam sebelum tidur. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk mengenakan kacamata pemblokiran cahaya biru di malam hari.
6. Gangguan tidur lainnya
Sindrom fase tidur tertunda bukan satu-satunya gangguan yang bisa membuat Anda mengantuk tetapi tidak lelah di malam hari.
Sleep apnea dan sindrom kaki gelisah dapat melakukan hal yang sama. Pada sleep apnea, pernapasan berulang kali berhenti atau sangat dangkal, lalu mulai lagi. Sementara sindrom kaki gelisah, kaki Anda terasa tidak nyaman, memicu Anda ingin menggerakkannya.
Kedua kondisi tersebut dapat mengganggu tidur malam, yang kemudian menyebabkan kantuk di siang hari.***
Artikel Terkait
Khasiat Bawang Bombay untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Kanker
Pendidikan Jadi Salah Satu dari Tiga Isu Krusial di Kota Bandung
SM Entertainment Lalai! Bocornya Seluruh Album Universe NCT 2021
Jawa Barat Berduka, Wali Kota Bandung Oded M Danial Meninggal Dunia